Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024
Takdir Allah adalah yang terbaik Manusia hidup dengan takdirnya masing-masing. Ada orang yang ditakdirkan penuh kebahagiaan dan begitupun sebaliknya. Saat takdir itu datang tak ada yang bisa menolaknya. Begitulah yang ditakdirkan pada anak yang usianya 17 tahun yang kehidupan sebelumnya tidak terlalu paham tentang agama. Yang dia tahu hanyalah hal-hal yang wajib dikerjakan. Anak itu mendapatkan hidayah ketika usianya 17 tahun dia tidak menyangka akan masuk pesantren. Padahal keinginannya untuk pindah sekolah saat kelas 11 SMA ke sekolah negeri, akan tetapi sekolah yang sebelumnya dia tempati adalah swasta sehingga tidak memungkinkan untuk pindah ke sekolah negeri. Singkat cerita waktu pun berlalu dia tidak ingin menganggur akhirnya dia menganggukkan keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren padahal dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang pesantren. Dan Alhamdulillah diterima walaupun sudah terlambat 1 bulan, proses belajar mengajar di pesantren sudah...
  Penerimaan yang Menenangkan "Kehidupan setiap orang terletak pada saat sekarang, karena masa lalu sudah dihabiskan dan masa depan tidaklah pasti." (M. Aurelius) Masalah terkadang datang seperti gerbong kereta api, panjang dan sambung menyambung. Saat itulah kita sering mempertanyakan kehidupan ini. Mengapa kita hidup jika hanya untuk menyelesaikan masalah demi masalah? Mengapa kita hidup jika hanya diberi duka dan luka? Entah mengapa, hidup ini pun semakin terasa berat ketika melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih menyenangkan. Mengapa kita diberi hidup seperti ini dan orang lain tidak? Mengapa orang lain bisa hidup bahagia sedangkan untuk sekedar bertahan hidup saja bagi kita sulit? Pernahkah kamu mempertanyakan itu semua? Beban hidup yang terasa berat membuat kita menginginkan kehidupan orang lain, mempersalahkan takdir Tuhan, dan sulit menerima diri sendiri. Pasti melelahkan bukan memiliki persepsi yang demikian? Padahal ada cara terbaik untuk ber...
  Tobat Sebelum Terlambat! Semua orang pasti pernah berbuat dosa karena sejatinya manusia adalah tempatnya salah, penuh dengan dosa. Sejauh apapun kau pergi, pulanglah! Sebanyak apapun kau berbuat dosa, bertaubatlah! Jangan pesimis, dan jangan berburuk sangka! Jangan pernah berpikir bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa kita. Karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, kaya akan pintu taubat dan maaf. Namun ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk bermudah-mudahan dan malah menjadikan kita menunda-nunda taubat. Dengan berpedomankan ayat bahwa Allah itu Maha Pengampun, membuat kita terus mengulangi dosa yang sama. Saking terlenanya sehingga tanpa sadar membuat niat untuk bertaubat itu pudar, seiring berjalannya waktu. Dan ingatlah bahwa kematian datang tanpa menunggu kita siap. Jangan sampai ajal datang menghampiri di saat kita dalam kedaan bermaksiat. Naudzubillahi min dzalik. Sebaliknya yang harus kita lakukan adalah berusaha untuk menjauhi dan m...
Huru-hara Kebodohan Sangat merugi orang-orang yang hidupnya sibuk mencari perhatian dan validasi dari orang lain, mengeluh sana sini cari arti kebahagiaan, ke sana kemari demi cari pembuktian dan mengurusi hidup orang. Merekalah yang menjalani hidup begitu saja tanpa tahu betul hakikat hidup itu apa. Padahal berkali-kali naluri bersorak hidup hanya sekali, tapi yang dipikirkan hanya bagaimana hidup itu dinikmati. Ketika di timpa masalah ujung-ujungnya ingin mati. Mereka yang sibuk menghibur diri dengan hal-hal yang remeh tidaklah bahagia, mereka hanya pura-pura bahagia. Karena hakikatnya hati nurani menuntut hal besar yang terus saja diabaikan oleh akal yang terlanjur digerus zaman yang fokusnya hanya ingin viral. Ada juga orang-orang yang sibuk mencari motivasi sampai lupa untuk memulai aksi, kerjanya hanya mengagumi dan memuji, memantau idola setiap hari, alih-alih mencari jati diri ternyata hanya tunduk pada obsesi. Sedih rasanya hidup di zaman ini, pemuda pemudi kehilangan percay...
 Engkaulah Pembawa Perubahan itu Hati yang masih terpaut dengan urusan dunia. Dan diri yang masih saja terus mendahulukan kepentingan dan urusan dunia. Yang dilakukan hanya semata mengharapkan pujian dari manusia. Melakukan sesuatu yang baik hanya untuk dunia, dunia, dunia, dan dunia. Lalu Pantaskah perubahan itu dimulai dari dirimu? Lihatlah sejenak keadaan negri ini! Berpikirlah sejenak untuk itu! Engkau yang selalu merasa tidak suka akan hal yang telah terjadi saat ini, namun di lain sisi perlakuanmu seakan acuh akan hal itu semua. Lalu siapakah yang kau harap akan menjadi pengubah untuk hal baik yang kau inginkan terjadi di negri ini? Siapalah yang akan memulai? Jika semua hanya pandai dengan komentarnya namun tak mau ikut andil dalam prosesnya, yah itulah kita saat ini hanya bisa mengkritik. Untukmu saudara muslimahku, Engkau adalah harapan perubahan untuk umat ini Engkaulah harapan karena dari dirimulah akan lahir pejuang agama Allah Maka pantaskanlah dirimu...
Pantaskah Engkau Disebut Mulia dan Berharga? Wahai pembawa peradaban Hati yang masih terpaut dengan urusan dunia Diri yang masih terus mendahulukan urusan dunia Yang dilakukan hanya semata mengharapkan pujian dari manusia semata Melakukan sesuatu yang baik hanya untuk dunia.. dunia.. dan dunia... Lalu  Pantaskah kata mulia itu engkau emban?  Pantaskah kata berharga itu ada dalam dirimu?  Wahai pembawa peradaban Engkau adalah harapan umat ini untuk semakin maju Engkaulah harapan Dari dirimu akan lahir pejuang-pejuang agama Allah Maka pantaskan lah dirimu  untuk gelar mulia itu Jadikan segala aktivitas mu  Dengan harapan yang mulia  Agar engkau pantas dikatakan wanita mulia Jagalah harga dirimu  Sebagai pembawa peradaban Agar engkau betul-betul pantas dikatakan berharga Dan yang akan mendapatkan mu adalah orang yang berharga Jaga iffah mu   Jaga dirimu Engkau tertutup Namun bukan berarti tidak ada Engkau tertutup  Namun engkau lah  Ya...