Langsung ke konten utama

Huru-hara Kebodohan

Sangat merugi orang-orang yang hidupnya sibuk mencari perhatian dan validasi dari orang lain, mengeluh sana sini cari arti kebahagiaan, ke sana kemari demi cari pembuktian dan mengurusi hidup orang. Merekalah yang menjalani hidup begitu saja tanpa tahu betul hakikat hidup itu apa.

Padahal berkali-kali naluri bersorak hidup hanya sekali, tapi yang dipikirkan hanya bagaimana hidup itu dinikmati. Ketika di timpa masalah ujung-ujungnya ingin mati.

Mereka yang sibuk menghibur diri dengan hal-hal yang remeh tidaklah bahagia, mereka hanya pura-pura bahagia. Karena hakikatnya hati nurani menuntut hal besar yang terus saja diabaikan oleh akal yang terlanjur digerus zaman yang fokusnya hanya ingin viral.

Ada juga orang-orang yang sibuk mencari motivasi sampai lupa untuk memulai aksi, kerjanya hanya mengagumi dan memuji, memantau idola setiap hari, alih-alih mencari jati diri ternyata hanya tunduk pada obsesi.

Sedih rasanya hidup di zaman ini, pemuda pemudi kehilangan percaya diri, menjadi budak dari hal-hal yang tidak pasti, sampai akhirnya tidak peduli lagi dengan harga diri.

Mengeluhkan kekacauan sekarang memang tidak ada ujungnya, terlalu geram dengan manusia yang sadar akan bengisnya kebodohan tapi malah menikmatinya.

Pendidikan yang tujuannya untuk membentuk manusia yang paripurna sudah tidak ada artinya, krisis yang menggerogoti kita memang begitu parahnya sampai tidak ada harapan lagi untuk mencari dalang akarnya.

Silahkan saling menyalahkan! 

🖋️Nur Annisa Rahman


Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...