Langsung ke konten utama

Hidup Baru


 
      Hidup tanpa ada masalah adalah masalah yang serius. Mengapa demikian? Hidup diatas masalah adalah hal yang wajar dan normal. Tidak ada satu orang pun diciptakan tanpa masalah dalam hidupnya. Entah pemicunya karena perbedaan, perasaan, ataupun kebiasaan. Semua orang memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menangani masalahnya. Dengan begitu, masalah menjadikan hidup kita memiliki tantangan, warna, dan makna. Masalah mengajarkan kita bagaimana memanage dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan berharap tidak ada penyesalan yang akan datang setelahnya.
      Masing-masing diri kita pasti pernah merasakan lelahnya berada dalam kebodohan yang nyata.  Persoalan rasa, terpuruk, bahagia, bahkan senangnya seseorang ialah reward dari cara kita memperbaiki hubungan kita pada Allah dan bagaimana langkah-langkah kita dalam menyikapi masalah.
Mirisnya ketika pikiran dan perasaan seolah diadu dan diasah oleh senda gurau dunia, kita terus tenggelam dalam maksiat kepada Allah dimanapun dan kapanpun. Seolah kita benar-benar tidak tau bahwa Allah Maha Melihat. Setelah memeriksa hati dalam-dalam, kita temui suatu yang mengganjal. Ia memenuhi kerongkongan iman, menghambat takwa, bahkan tak sadar ia melampaui batasan. Sesuatu yang bahkan juga diciptakan oleh Pencipta kita. Banyak diantara kita memilih tergoda, tertarik, untuk mendalaminya, mencapainya bahkan rela menomorsatukannya.
     Tiba pada klimaksnya. Dimana masalah hidup mulai memuncak dan berpikir bahwa dunia ini kejam. Banyak yang meninggalkan tempat ibadah dan ibadah itu sendiri. Dari situ, semua yang ada dihadapannya ambyar oleh kebodohan. Manusia banyak berharap, tapi lupa kepada siapa ia harus mendekap. Manusia banyak berdoa, tapi seolah tidak menghadirkan Allah dalam hatinya. Sementara ada Allah digaris terdepan yang akan menjadi tempat kita pulang.
“Ya Allah, maafkan aku.” Dengan lirih kalimat ini yang akan keluar dari mulut-mulut kita. Biarkan pipi dibasahi oleh tangis penyesalan meskipun kata “andai” tak akan lagi mengubah apa yang telah berlalu. Cobalah untuk menengadah, mencurahkan segalanya. Karena bisikan tulus yang lahir dalam hati bisa saja terdengar di cakrawala. Kita sama-sama mengetahui bahwa mencintai sesuatu bukan karena Allah merupakan kesalahan yang fatal hingga apa yang dilakukan tidak berbuah bahagia dan berkah. Lalu di sudut ruang hati, ada iman dan takwa yang asing dan menjadi yang diremehkan.
     Setelah ini, berjanjilah pada diri masing-masing untuk terus berlaku baik. Memulainya dari awal, seperti ada hidup yang lebih bahagia lagi berkah didepan sana. Jika menaiki anak tangga masih begitu sulit, maka cobalah untuk melangkah lebih jauh. Meskipun ada beberapa dari rencana yang tidak terlaksana sebab keliru dan lupa, percayalah bahwa di depan mata ada hikmah yang tersembunyi dibalik gagalnya. Jangan pernah berpikir bahwa ini adalah bencana karena ada Allah Yang Maha Bijaksana.
     Yang telah berlalu, adalah pelajaran berharga bagi masing-masing hati. Semua orang tau bahwasanya ‘meninggalkan’ ialah perkara yang berat. Namun apa yang lebih indah dari ‘memiliki’, selain ‘mengikhlaskan’?

dari Saudarimu,
Aisa
Mahasiswi STIBA Makassar (angkatan 2018)
 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...