Langsung ke konten utama

Menggapai Cinta Ilahi

(Selfiana Elvira Sari Ramadhani)




Banyak orang mengira, cinta itu selalu tentang bahagia dan tawa, memberikan keindahan serta kenyamanan... Namun tanpa kita sadari, ternyata itu bukanlah bentuk cinta yang sesungguhnya.

Karena cinta tidak selamanya ditunjukkan dengan cara memanjakan, tetapi dengan cara menumbuhkan.

Dan sering kali, yang membuat kita menangis, jatuh, bahkan merasa sendirian... disaat itulah ada pelukan yang siap mendekap.

Maka dibutuhkan sesuatu dalam diri kita yang hanya bisa tumbuh lewat rasa sakit.

Ia menggores untuk menyembuhkan.

Ia mengambil untuk menggantikan.

Ia menguji untuk menguatkan.

Mungkin cinta-Nya tak seindah kisah manusia, tapi di dalamnya ada keindahan yang tidak akan pudar oleh waktu.

Cinta manusia bisa berubah, namun cinta Allah tidak. Ia tetap mencintai meski kita sering lupa kepada-Nya. Mencintai dengan cara yang tidak selalu kita mengerti, tapi selalu kita butuhkan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

ÙˆَعَسَÙ‰ٰ Ø£َÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُوا Ø´َÙŠْئًا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َÙƒُÙ…ْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)


Ayat ini adalah pesan cinta yang paling jujur dari langit—bahwa cinta Allah tidak selalu terasa manis, tapi selalu membawa kebaikan.🌸

Setiap ujian adalah surat cinta yang tak ditulis dengan tinta, melainkan dengan peristiwa.

Allah tidak sedang menjauh ketika kita terluka, namun Ia justru sedang mendekat—menepuk lembut hati yang sedang rapuh.

Jadi, saat cinta Allah datang dalam bentuk ujian... jangan menolak, jangan mengeluh. Peluklah rasa sakit itu dengan doa.

Sebab bisa jadi, cinta yang tak indah hari ini.. adalah jalan menuju keindahan yang kekal di sisi-Nya.🌷

Kadang luka dari manusia terasa begitu dalam, sampai kita mulai merasa lelah beribadah, lelah berharap, bahkan terasa seperti tanda akhir—bahkan mulai menjauh dari Tuhan. Tapi tahukah kamu? Justru di saat itulah Allah sedang paling dekat. Bahkan bisa jadi, itu adalah awal dari perjalanan pulangmu kepada-Nya. Mungkin Allah biarkan kamu terluka, agar kamu sadar bahwa tempat bersandar sejati bukan di hati manusia... tetapi di sujud yang telah lama kamu tinggalkan. 

Jadi, jangan tinggalkan iman hanya karena kamu sedang terluka. Justru dekati Allah, karena Dia-lah satu-satunya yang bisa menyembuhkan tanpa meninggalkan <3!!

Kuncinya adalah kita hidup di dunia ini butuh kesabaran dalam menjalani kehidupan. Tak selamanya hidup itu selalu membuat kita tertawa, bahagia tanpa beban, Namun jadikanlah hidup itu seperti rollercoaster: "Tegang tapi menyenangkan."

Sama halnya dengan "Payung memang tidak dapat menghentikan hujan, tetapi dengan payung kita akan mampu melewati hujan." Sebagaimana kesabaran yang mungkin tidak dapat merubah ujian, tetapi dengan kesabaran engkau akan mampu melewati ujian.

Kalau Allah beri ujian, itu bukan tanda Dia benci... melainkan tanda bahwa Dia masih peduli pada arah langkahmu. Allah tidak pernah menginginkan kita berada di jalan yang salah, namun terkadang kitalah yang tidak sadar dengan bentuk kepedulian-Nya terhadap kita.

Banyak yang diuji lalu hilang kendali, memilih dosa daripada sabar. Namun jika ujianmu justru membuatmu menangis di sajadah... maka bersyukurlah. Karena itu tanda bahwa Allah masih cinta.

"Jika hari ini langkah kita terasa berat, jadikanlah setiap tetes air mata ini sebagai bentuk penyucian hati... agar esok kita mampu berdiri lebih kuat, lebih sabar, lebih bijak, dan lebih dekat dengan-Nya."

Karena  setiap ujian yang Kau beri, bukan untuk melemahkan kami, akan tetapi untuk menguatkan kami—agar kami pantas menerima kebahagiaan yang Engkau siapkan di hari esok.

Maka, saat ujian datang... jangan bertanya, "Kenapa aku, Ya Allah?"

Tapi ucapkan, "Terima kasih, Ya Allah, karena Engkau masih peduli dan ingin membuatku jauh lebih baik."


Pesan untuk Wanita Muslimah 🌷


Wahai perempuan... Ketahuilah...

Cinta Allah bukan cinta yang datang lalu pergi.

Ia tidak mencintaimu karena engkau sempurna. Tapi karena Ia tahu di dalam kelemahanmu... ada hati yang masih ingin kembali pada-Nya.

Berbeda dengan cintanya manusia, yang datang namun ada saatnya ia akan pergi,

Kebanyakan hanya ingin mengujimu, datang lalu kemudian pergi. Bahkan jika ia telah menemukan sedikit cela darimu, bisa saja ia akan meningggalkanmu...

Indeed... cinta manusia itu hanyalah serpihan kecil dari cinta Allah yang Maha Besar.

Cinta manusia, walau seindah apa pun, akan selalu ada batasnya. Ia bisa berubah, bisa pudar, bahkan bisa pergi tanpa alasan.

Manusia bisa mencintaimu hari ini, lalu melupakanmu esok harinya.

Tapi cinta Allah… tak pernah mengenal kata "berakhir".

Ia mencintaimu dalam setiap sujud yang lirih, dalam setiap tangismu di malam yang sepi, dalam setiap sabarmu saat dunia terasa berat di pundakmu. Dia tak pernah berhenti mencintaimu, bahkan saat engkau lupa kepada-Nya.

Maka jangan jadikan cinta manusia sebagai pusat bahagiamu, karena hati manusia terlalu rapuh untuk dijadikan tempat bersandar.

Sandarkanlah hatimu kepada Dzat yang tak pernah pergi, yang mendengarkan setiap doa, bahkan yang hanya terucap dalam diam.

Wahai kekasih Allah... ada saatnya cinta manusia membuatmu tersenyum, namun ada pula saat ia meninggalkanmu dengan air mata yang tak mampu kau jelaskan.

Dan di sanalah, Allah ingin engkau belajar—bahwa tidak semua kehilangan adalah luka. Kadang ia hanyalah cara Allah mengembalikan hatimu kepada-Nya.

Jangan biarkan hatimu hancur oleh cinta yang fana, karena hatimu terlalu berharga untuk disandarkan pada sesuatu yang sementara.

Peganglah cinta Allah erat-erat, sebab Dia tak akan meninggalkanmu bahkan di saat semua orang berpaling.

Kadang Allah tidak menenangkan badai, tapi menenangkan hatimu di tengah badai itu.

Karena Ia ingin kau tahu, cinta-Nya bukan selalu dengan kemudahan, tapi dengan kekuatan yang tumbuh dari luka. 🌧️💫

Percayalah bahwa di setiap sakit yang kau rasa menjadi sebab Allah menghapus dosamu, menguatkan hatimu, dan menuntunmu pulang dalam keadaan beriman_


WAHAI AKHAWATI FILLAH

Ukirlah dirimu seperti bunga di dalam vas berlapis kaca.

Ditanam dengan keimanan, dipupuk dengan akhlak dan kesabaran, disirami dengan ilmu.

Lalu tumbuh mekar serta harum dalam balutan keindahan dan kelembutan, yang bermahkotakan rasa takut hanya kepada-Nya.


Teruslah meminta kepada Allah, dan jangan biarkan diri ini berjalan tanpa arahan dari-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...