Langsung ke konten utama

 Untukmu yang Berjuang atas Harapan Orang Tua


Awal mula mencoba jalan ini tidaklah mudah, hanya berharap ridho-Nya dan izin kedua orang tua agar dimudahkan disetiap langkah, serta hati yang selalu memantapkan niat agar tetap istikamah berada di poros takdir saat ini.

Untuk rentetan kisah yang tiap hari memberikan pengalaman baik-buruknya biarlah menjadi kenangan di jurnal kehidupan ini, sebab di setiap episode kehidupan ada masanya dan sekarang masa untuk berjuang demi menciptakan Happy ending dengan melihat senyum bahagia dari dua orang yang kusebut dengan purnama kehidupanku.

Memang awalnya sangat berat ditambah ini adalah pertama kalinya dan tentunya sangat berbeda dari mereka yang sudah berpengalaman banyak bukan?

Tapi.....

Dukungan dari orang tersayang yang tak ada habisnya membuat jiwa ini makin semangat untuk menjalani hari-hari berat atas ujian yang singgah, serta nasehat yang datang tiap harinya menyadarkan hati ini untuk tetap berada dijalan-Nya. Pundak kuat yang kusebut dengan tembok terkokoh setia menemani hingga saat ini dan kuharap sampai waktunya pulang,

Langkah kecil dari kaki mungil yang bertahan hingga detik ini, walau lambat bukan berarti tidak sampai bukan?

Anugerah hati lembut yang selalu bersabar atas cobaan dan ujian yang menghampiri,

Semangat yah,,,

Ingat ada sejuta harapan dari senyum mereka yang berjuang demi pendidikan mu....

Ada banyak tetes keringat yang harus kau balas walau hanya dengan secuil keberhasilan yg kau dapat nantinya, ada banyak jiwa di luar sana yang menunggu mu pulang dengan membawa sesuatu yang mereka harapkan selama ini....

Jangan banyak mengeluh,

Banyak orang yang iri atas posisimu saat ini,

Ingat... Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesanggupannya💙

Nurul Muthmainnah

Makassar, 26/05/24


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...