Tubuhku berhenti di depan deretan antrean kamar mandi. Begitu ramai hingga tak bisa ku hitung ada berapa jumlah mereka. Menunggu adalah hal yang membosankan pagi ini, begitu banyak tugas serta hafalan yang menanti. Kuputuskan untuk kembali ke kamar yang jaraknya dekat. Setelah itu, langkahku menuju lantai dasar, lagi–lagi hal yang membuatku lelah melihatnya “mengantre” tak apa, pikirku tapi tak ada tanda–tanda lauk segera datang dan itu membuatku kembali. Antrean semakin panjang dan ada di setiap sudut asrama. Aku terduduk di ranjang kamarku memikirkan hal yang tak seharusnya “kenapa Aku bisa di sini?” hatiku bertanya. Tak penting bahkan tidak perlu dipikir, karena jawabannya adalah takdir.
Teringat masa SBMPTN 1 tahun lalu, bercampur baur dengan orang awam tanpa tahu masa depanku. Jurusan Sastra Indonesia adalah hal yang sudah kudambakan sejak sekolah menengah, ingin jadi penulis kataku, jika mereka bertanya apa cita – citaku. Tapi saat ini Aku sudah menulis tak hanya untuk diriku tapi juga untuk orang lain. Dan itu terjadi karena aku telah beradaptasi dengan lingkunganku yang sekarang. Lulus, waktu itu terpampang jelas saat pengumuman Juni 2022, selangkah lagi mungkin cita–citaku bisa kutemui. Tapi tidak dengan hati yang mengarah pada cinta dengan kalamnya, juga ilmu syar’i. Bimbang, seperti itu rasanya menentukan pilihan keduanya, tidak begitu berat agaknya, karena ini soal dunia dan akhirat. Yang pertama hanya berlaku di dunia, sedangkan mempelajari ilmu agama berlaku hingga kehidupan berikunya.
Pikiranku melambung jauh hingga akhirnya Aku tersadar. Lelah di tempat ini tak seberapa dengan lelahnya dengan jika aku berada di luar sana, hanya mengantre bukan mencari hal yang tidak pasti. Begitulah Allah memberi kita cerita terbaik yang tak bisa disangka. Memilih yang bukan kemauan tapi senantiasa mengingatnya akan memberi kita nikmat yang lebih.
Bersyukurlah, jika Allah masih menentukan langkah yang lebih baik. Kehidupan di luar mungkin memang tak ada antrean melelahkan, tapi bisa jadi justru lebih lelah bergelut dengan diri sendiri yang disibukkan oleh duniawi.
Tetap syukuri jika pilihanmu tak tercapai, karena bisa saja itu lebih baik dari yang kamu kira.
🖋️nurfadhilah28

Masyaallah
BalasHapus