Apakah ini yang terbaik? Tapi bukan ini yang aku inginkan. Kenapa justru yang tidak aku sukai yang diberikan oleh Allah? Kenapa, kenapa, dan kenapa? Ada banyak pertanyaan yang menumpuk di kepala saat merasa kecewa ataupun sedih. Pasti kita akan merasa down jika apa yang kita inginkan belum tercapai. Hingga akhirnya, kita akan menyalahkan Allah sebagai Sang Pencipta. Berprasangka bahwa kita dibenci oleh-Nya karena merasa diperlakukan tidak adil. Saat teman kita bisa masuk kampus impiannya, kita malah lolos di kampus yang hanya menjadi cadangan saja.
Namun, percaya tidak bahwa apa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya itu yang terbaik untuknya. Harusnya kita percaya itu, bahwa bentuk kasih sayang Allah kepada kita itu tidak selalu dengan memberi apa yang kita mau. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah/2:216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya :
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Sebagai penguasa seluruh alam, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita hanya salah satu makhluk yang diciptakan Allah dalam wujud yang sempurna. Tidak seharusnya kita merasa paling tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita. Karena boleh jadi apa yang kita inginkan ada keburukan dibaliknya, dan boleh jadi jika apa yang tidak kita sukai justru ada kebaikan dibalik itu semua.
Maka tempat yang kita berada di sana, kampus yang kita masuki mungkin adalah yang terbaik di sisi-Nya. Pilihan Allah adalah yang terbaik untuk masa depan kita. Kita akan melihat itu semua mungkin beberapa bulan lagi atau bahkan beberapa tahun lagi. Kemudian kita berkata sambil tersenyum; “Alhamdulillah, terima kasih Yaa Allah engkau menempatkan hamba di sini, di tempat yang terjaga dan di lingkungan orang-orang yang beriman kepada-Mu”.
Alangkah baiknya jika kita senantiasa berprasangka baik kepada Sang Pencipta karena hanya Allah yang tau masa depan. Di saat kita diberi ujian bukan berarti Allah jahat dan ingin mendzalimi hamba-Nya, akan tetapi itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Allah menguji kita agar bisa menjadi pribadi yang lebih kuat lagi dan akan mengangkat derajat kita karena sudah berhasil melewati ujian tersebut dengan sabar dan ikhlas. Jika kita menginkan sesuatu maka mintalah yang terbaik kepada Allah karena yang baik menurut Allah sudah tentu baik untuk kita.
Di setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita itu ada hikmahnya karena Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang sia-sia dan tidak ada yang terjadi tanpa seizin-Nya. Dijelaskan dalam Q.S Al-An’am:6/59 :
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰت ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri,dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya(pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun salam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata(lauhulmahfuz)”
✒️ Idrska
Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2019

Komentar
Posting Komentar