Langsung ke konten utama

Allah Tau Apa yang Kamu Butuhkan

 


Apakah ini yang terbaik? Tapi bukan ini yang aku inginkan. Kenapa justru yang tidak aku sukai yang diberikan oleh Allah? Kenapa, kenapa, dan kenapa? Ada banyak pertanyaan yang menumpuk di kepala saat merasa kecewa ataupun sedih. Pasti kita akan merasa down jika apa yang kita inginkan belum tercapai. Hingga akhirnya, kita akan menyalahkan Allah sebagai Sang Pencipta. Berprasangka bahwa kita dibenci oleh-Nya karena merasa diperlakukan tidak adil. Saat teman kita bisa masuk kampus impiannya, kita malah lolos di kampus yang hanya menjadi cadangan saja.

Namun, percaya tidak bahwa apa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya itu yang terbaik untuknya. Harusnya kita percaya itu, bahwa bentuk kasih sayang Allah kepada kita itu tidak selalu dengan memberi apa yang kita mau. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah/2:216 

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya :

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Sebagai penguasa seluruh alam, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita hanya salah satu makhluk yang diciptakan Allah dalam wujud yang sempurna. Tidak seharusnya kita merasa paling tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita. Karena boleh jadi apa yang kita inginkan ada keburukan dibaliknya, dan boleh jadi jika apa yang tidak kita sukai justru ada kebaikan dibalik itu semua. 

Maka tempat yang kita berada di sana, kampus yang kita masuki mungkin adalah yang terbaik di sisi-Nya. Pilihan Allah adalah yang terbaik untuk masa depan kita. Kita akan melihat itu semua mungkin beberapa bulan lagi atau bahkan beberapa tahun lagi. Kemudian kita berkata sambil tersenyum; “Alhamdulillah, terima kasih Yaa Allah engkau menempatkan hamba di sini, di tempat yang terjaga dan di lingkungan orang-orang yang beriman kepada-Mu”.

Alangkah baiknya jika kita senantiasa berprasangka baik kepada Sang Pencipta karena hanya Allah yang tau masa depan. Di saat kita diberi ujian bukan berarti Allah jahat dan ingin mendzalimi hamba-Nya, akan tetapi itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Allah menguji kita agar bisa menjadi pribadi yang lebih kuat lagi dan akan mengangkat derajat kita karena sudah berhasil melewati ujian tersebut dengan sabar dan ikhlas. Jika kita menginkan sesuatu maka mintalah yang terbaik kepada Allah karena yang baik menurut Allah sudah tentu baik untuk kita. 

Di setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita itu ada hikmahnya karena Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang sia-sia dan tidak ada yang terjadi tanpa seizin-Nya. Dijelaskan dalam Q.S Al-An’am:6/59 :

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰت ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ 

Artinya :

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri,dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya(pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun salam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata(lauhulmahfuz)”



✒️ Idrska

Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2019

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...