Langsung ke konten utama

Titik Awal Perjuangan

  



Untukmu yang sedang berjuang, teruslah lanjutkan perjuanganmu. 

Garis finishmu adalah kematian. 

Aku tahu bahwa semua ini memang sangat melelahkan, 

Aku tahu bahwa rasa ingin menyerah pasti sering terbesit di pikiranmu.

Aku tahu pasti di mulutmu sering terlontar pertanyaan "Kapan ini akan berakhir?"

Hai, siapapun kamu yang sedang membaca tulisan ini,

Andai kamu tahu, dengan adanya sebuah rintangan itulah yang menjadi tanda kita sebagai hamba pilihan Allah.

Semakin diuji bukankah kita akan semakin dekat dengan Allah?

Atau mungkin malah semakin jauh?

Jika semakin jauh, maka itu adalah bahan kita untuk bermuhasabah. 


Untuk raga yang pernah menahan rasa sakit, 

Untuk kedua kelopak mata yang sanggup menjaga ribuan air mata, 

Dan untuk hati yang masih kuat bertahan sampai saat ini.

Aku ucapkan terima kasih.

Tak disangka, ternyata sejauh ini kita berjalan, 

Meski jumlah usia kini hanya hitungan tahun yang belum seberapa.

Rasanya banyak sekali rasa yang ingin dititipkan kembali ke Sang Pemilik.

Takut, berani, sedih, senang, ragu, yakin, dan jutaan rasa lainnya yang tak mampu diungkap kata.


Hai, siapapun kamu yang sedang membaca tulisan ini,

Hidup itu adalah sebuah perjalanan.

Sebagaimana perjalanan yang akan selalu menemui tujuannya,

Sebagaimana air sungai yang akan menemui muaranya,

Hidup pun akan menemui akhirnya.

Mungkin nanti akan ada awal yang baru dan ternyata lebih abadi.

Namun kita hanya manusia yang berjalan di dalam ketidaktahuan, maka akal pun tak tahu apa yang akan terjadi besok.


Aku cuma mau bilang, 

Untuk diri yang selama ini merasa berjuang sendiri, sadarlah bahwa kuatmu hadapi itu bisa jadi bentuk dukungan dari doa-doa orang baik yang menyayangimu.

Walau mereka jauh dan tak bisa ditebak, tapi yakinlah bahwa kamu bisa kuat dan bertahan.

Bisa jadi karena permintaan mereka dikabulkan Allah. 

Permintaan mereka yang menginginkan kamu dijaga, permintaan mereka yang menginginkan kamu dilindungi.




✒️Ta_

Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2021



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...