Langsung ke konten utama

Kisah yang Sama di Lembaran Berbeda


 Kisah yang Sama di Lembaran Berbeda


2020 adalah tahun yang mengajarkan kami bahwa teman virtual bukanlah suatu ketidakmungkinan. Dipertemukan secara paksa dalam ruang yang dinamakan zoom. Ruang di mana kami harus bertemu dengan teman, guru, pelajaran, bahkan dengan metode belajar yang tidak pernah terlintas sama sekali untuk kami gunakan.


Bertemu dengan teman hanya terlihat wajah, bahkan terkadang kami tidak saling mengenal rupa, karena faktor buramnya kamera dan jaringan yang tidak bersahabat. Walau begitu banyak keluhan, namun teman baik tidak mengenal keadaan untuk tetap saling menguatkan. Sehingga datang waktu di mana Allah menakdirkan kita harus berjumpa dalam gedung persegi panjang yang bernama "Asrama".


Dalam gedung inilah, kisah kita dimulai.

Berjumpa dengan mereka yang selama ini beristilahkan virtual. Berjuang bersama untuk dapat bertahan sampai akhir perjuangan. Tanpa melupakan misi yang selama ini didengungkan "berjuang bersama, dan mengakhiri kisah (S,H) bersama".


Mengharapkan bahwa lembaran kisah kita tertulis dengan pena dan tempat yang sama. Namun ternyata Allah hanya menakdirkan kita untuk berjumpa dalam waktu yang singkat. 


Memulai kembali dunia virtual yang awalnya kita anggap berakhir namun ternyata tidak. Dia kembali tersenyum, dengan segala kenikmatan yang awalnya menjadi keluhan. Segala keterbatasan namun menjadi kebiasaan.


Bersamanya, dan mungkin akan selalu bersama, dengan mereka yang kukenal dari awal sebagai virtual dan pada akhirnya akan kembali lagi menjadi virtual.


Namun tak masalah. Ini bukanlah pembatas untuk menulis kisah bersama walau dengan lembaran yang berbeda. Sejuta kisah akan selalu tertorehkan walau jarak dan keadaan memisahkan. Namun sebuah perjuangan dan kesetian untuk mampu bertahan sampai akhir adalah cita-cita yang harus diwujudkan.


Bukankah berfoto bersama setelah meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) adalah sebuah impian? Maka mari saling merangkul untuk tetap berdiri, tetap istiqomah dan tetap bertahan sampai akhir perjuangan.


Jangan khawatir, sejuta rindu berselimutkan doa tak pernah luput untuk selalu kami terbangkan. Beratas namakan mereka, sahabat virtual.





Nk_pena mahasiswa

Mahasiswi STIBA Makassar angkatan 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...