Gambar atau vidio apa yang telah kita lihat tentang mereka?
Atau telinga ini telah mendengar rintihan, tangisan anak kecil?
Atau permintaan tolong mereka terhadap media "yang ingin" memberitakan mereka?
Iya, kamu benar.
Rumah mereka hancur bukan yang pertama kalinya, api itu membumbung tinggi di cakrawala langit seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Ledakan adalah suara yang terdengar "biasa" bagi mereka.
Dan lagi, Palestina seolah ingin dilenyapkan dengan menghapuskan negara Palestina dari google maps kemudian diganti negara zionis (لعنة الله عليهم).
Namun, media dunia bungkam.
Mengapa? Apa karena ini berkaitan dengan Palestina? Berkaitan dengan Islam?
"Tak perlu jadi muslim untuk membela Palestina, cukup jadi Manusia" kata-kata ini kita paham betul maknanya.
Namun, bagaimana lagi dengan kita? Bukankah aku, kamu, kita dan mereka sama? Terikat dalam bingkai ukhuwah juga akidah.
Jika tidak cukup membantu dalam mendonasi, jangan pernah lupa dalam mendoakan, melangitkan harapan.
Esok, saat Allah telah menakdirkan Palestina berjaya, kita ada dibarisan para pejuang bersama mereka, walau hanya memohon kebebasan Palestina melalui setiap sujud serta bermunajat penuh lirih.
Cukup dunia dan media yg bungkam.
Tapi hati seorang muslim selamanya tak akan pernah bungkam, mulut kita tak bungkam dalam mendoakan,
tangan kita tak terbelunggu untuk membagikan apa yang terjadi pada Palestina.
Peristiwa ini menyadarkan aku, kita untuk "harus selalu" mengingat Palestina selama kemerdekaan belum menjadi milik mereka.
Bukan cuman rumah yang perlu jendela. Tapi juga jendela di setiap hati-hati kita. Tempat kita membuka rasa, empati dan simpati agar ia senantiasa peka. Adakah "JENDELA" itu untuk Palestina?
Makassar, 21 Juni 2020
Ib_ ,
Mahasiswi STIBA Putri Makassar (angkatan 2016)

Maa syaa Allah, birruh biddam nafdika yaa Aqsha 🇵🇸
BalasHapusأرض مباركة
BalasHapusأرض مباركة
BalasHapus