Langsung ke konten utama

Teruntuk: Yang Sedang Lupa Dengan Tujuan Hidupnya

(Izzatuzzahra We Tanawali)

 


Kita harus jelas sama tujuan hidup sendiri, jangan cuma ngikut arus atau "ya udah jalanin aja". Tentuin garis besar mau ke mana, biar langkah kita juga jelas arahnya. Kalau udah tahu tujuannya, pasti bisa nyampe kok. Kuncinya bukan di orang lain, tapi di kemauan dan usaha diri sendiri.

Manusia emang lahir tanpa apa-apa, tapi selama hidup pasti naik turun—kadang di atas, kadang di bawah. Ada yang terkenal, ada juga yang nggak dikenal. Tapi semua orang punya takdir dan jalan hidup masing-masing sesuai kemampuan dan perjuangannya.

Nggak ada orang sukses yang tiba-tiba "langsung jadi". Semua ada prosesnya.

Setiap orang punya tujuan hidup. Dan selama kita masih hidup, tujuan itu selalu nemenin kita kayak bayangan. Dan bersyukurlah, karena Tuhan udah ngasih kita rasa ikhlas buat nerima dan jalanin peran kita masing-masing.

Bayangin ada seorang supir yang nyetir mobilnya lewat jalan panjang—kadang lurus, kadang belok-belok, naik-turun. Pas lagi sepi di tengah hutan, tiba-tiba bannya meledak atau mesinnya rusak. Dia nggak panik—tetapi langsung turun, periksa mobilnya, pasang dongkrak, tambal ban, sehingga tangannya kotor kena oli. Tapi dia tetep sabar, nggak ngeluh, nggak nyalahin siapa pun.

Karena dia tahu: lebih baik berhenti sebentar buat benerin masalah, daripada maksain jalan tapi malah tambah rusak. Begitu mobilnya beres, dia lanjut nyetir lagi. Tetap semangat, tetap senyum, karena dia rela sama pekerjaannya.

Coba lihat laut luas—ada kapal besar, ada perahu kecil, bahkan biduk mungil pun tetap berlayar ke tujuannya masing-masing. Gimana pun bentuknya, semuanya punya arah. Nggak ada yang cuma terapung tanpa arah.

Hidup tuh cuma sekali, guys! Nggak ada tombol "restart".

Waktu kita di dunia cuma sebentar banget, padahal dunia ini udah ada miliaran tahun sebelum kita lahir... dan bakal terus ada miliaran tahun setelah kita nggak ada.

Jadi, jangan buang waktu berharga itu buat bingung, ragu, atau males-malesan. Rugi banget kan, kalau detik yang sedikit ini cuma diisi kerja tanpa arah dan tujuan?

Hidup tuh kayak nyetir—kalau nggak tahu mau ke mana, ya bakal muter-muter terus.

Punya tujuan, gas terus, dan jangan lupa bersyukur tiap berhenti sebentar buat isi bensin.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...
  Penjara Bagi Orang-orang Beriman (Andi Meranti) Apakah kalian pernah mendengar istilah ‘Dunia adalah Penjara Bagi Orang-Orang Beriman’? Pada awalnya aku menganggap bahwa itu hanyalah istilah yang dibuat oleh mereka-mereka yang taat beragama. Namun setelah merasakannya sendiri, barulah aku menyadari bahwa istilah itu memang benar adanya. Islam dikenal dengan banyaknya aturan, perintah-perintah yang harus dilaksanakan, serta larangan-larangan yang wajib ditinggalkan. Aku yakin sejak kecil kita semua pasti sudah pernah diajarkan dasar-dasar agama—entah itu dari orang tua, guru-guru di sekolah, atau para ustaz dan ustazah di tempat mengaji. “Kita harus rajin salat supaya masuk surga.” “Kalau tidak pakai jilbab berdosa loh… nanti masuk Neraka.” Kalimat-kalimat tersebut pasti sudah tidak asing di telinga kita. Kalimat yang menjadi ‘senjata’ andalan para orang tua, dan ajaibnya ampuh membuat kita patuh pada perintah mereka kala itu. Namun seiring bertambahnya usia dan berk...