Satu Hari Lagi
“Setiap kita
telah diberi beban di pundak untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Allah telah
memilih kita untuk lebih kuat. Ada banyak hal yang membuat kita banyak
terbungkam dengan hikmah yang Allah berikan kepada kita. Tapi, di antara kita
masih bingung dan sulit memaknai arti dari sebuah kejadian itu.”
Dengan segala harapan yang ditumpahkan kepadamu, kamu akan tetap harus
berdiri di sini melawan hempasan ombak dan badai yang akan selalu datang. Pikirku,
perjalanan ini akan mudah untuk kulalui, mungkin aku selalu merasa tidak ada
yang istimewa di tempat ini. Cukup bertahan, selesaikan apa yang perlu
diselesaikan dan pulang bagaikan pendekar yang telah selesai dengan misinya.
Namun, itu salah. Di tengah perjalanan aku hampir tertatih melawan diriku
sendiri, melawan nafsu pada diriku sendiri. Aku lelah, tapi semua orang lelah
dengan perjalanannya masing-masing, sedangkan aku masih di tempat dan berusaha
berdamai pada diri dan keadaanku. Tiap harinya aku selalu menghitung sudah berapa
hari yang telah aku jalani, sudah berapa banyak tangis dan kata lelah yang
selalu keluar di setiap akhir sujudku.
Aku tak mengerti banyak hal tentang apa dan bagaimana, bertemu dengan
banyak kepala yang isinya tidak sama. Beradaptasi pada hal-hal baru bagiku
sangat sulit, aku harus meng-charge lebih lama untuk diriku sendiri
sebelum bertemu banyak orang. Tetapi dari banyaknya manusia yang kukenal, aku
mulai belajar dari mereka. Aku banyak mendengar dan memahami bahwa bukan hanya
kita yang berada di posisi itu.
“Bertahanlah,
semua akan mudah. Aku akan selalu menemani”. Singkat, padat, dan bermakna.
Siapa bilang hidup akan selalu berjalan dengan mulus, ada banyak tikungan
tajam yang tak terlihat. “Huft” sepertinya aku sudah mulai merasakan bumbu-bumbu
hidup di bangunan tinggi yang menjulang ini. Aku mulai merasakan sedih, kecewa,
amarah, bahkan di titik putus asa saat itu, aku menangis sejadi-jadinya dan tidak
ingin lagi berharap banyak saat itu.
People leave and replaced.
Semua orang yang kukenal pergi satu persatu, aku merasa kehilangan banyak
hal. Hari-hariku dipenuhi dengan keceriaan tiba-tiba ditimpa lara mendalam.
Memang, perpisahan akan selalu berakhir tangis.
“Untuk apa bertahan lagi? Semua orang
sudah pergi, hanya aku sendiri,” ucapku. Tapi ada saja manusia-manusia yang
selalu menemaniku dan memberi banyak nasehat. Sepertinya aku terlihat jahat
kepada mereka karena selalu menyepelekan perkataan mereka. Namun yang selalu
aku ingat “Bertahanlah, satu hari lagi! Kalau belum bisa, bertahanlah satu hari
lagi! Sampai kamu bisa bertahan selamanya.”
Aku sembuh dengan caraku sendiri, aku mulai berdamai pada semua yang telah
terjadi. Setiap orang yang kita temui akan memberi kita hikmah dan banyak hal.
Aku mengambil banyak kesibukan untuk melupakan semua, di samping itu aku
bertemu dengan banyak orang yang kukira agak menyeramkan dan ternyata itu hanya
feeling-ku sendiri. “Semakin hari semakin wah, banyak juga ya
gebrakannya.” Tapi inilah series kehidupan walaupun malamnya kita menangis
sampai mata membengkak, tetap saja keesokan harinya kita harus bisa tersenyum.
Mungkin banyak dari kita didewasakan oleh keadaan, misalnya berada pada
amanah tersebut, dan ada-ada saja orang keras kepala dan tidak mau mendengar di
sekeliling kalian. Namun, dengan hal itu kamu bisa bersabar dan mulai memahami
isi dari kepala mereka. Mustahil saja, di tempat ini kita selalu bertemu dengan
orang yang selalu baik bahkan diri sendiri pun dipertanyakan. Dari amanah dan keadaan,
aku menemukan diriku yang sebenarnya. Ujian kemarin memang begitu berat, tapi
hikmahnya aku banyak belajar dari sana.
Terima kasih untuk manusia-manusia yang pernah meluangkan waktu untuk
mendengar ceritaku yang isinya hanya itu-itu saja, memberi nasehat, bahkan
hanya saling bertukar senyum. Kalian semua hebat, bisa bertahan sampai detik
ini.
“Masalah datang
bukan untuk menjatuhkanmu, tapi untuk membuktikan bahwa kamu bisa menjalaninya.”
)_20250420_175104_0000%20(1).png)
Komentar
Posting Komentar