Penawar
"duhai hanya lelah yang kuterima. " keluhnya
Ia bergegas meninggalkan usahanya, mencari penawar akan hal yang
dideritanya. Hingga pada akhir kaki menuntunnya menjauh dari tempat, seketika
terbersit di dalam hatinya akan firman sang pemilik semesta yang kadang
membuatnya ragu dan tak percaya, akan-Nya.
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ
الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153)
Hingga ia membulatkan niat, memantapkan langkah, dan memaksa diri
meraih segayung air dan berwudhu. Dingin air menyentuh kulitnya, membasahi
wajah lesuh yang dipenuhi keputus asaan, dinginnya meredakan rasa panas yang
dirasakan. Kembali langkahnya begitu mantap mendekati sisi tempat
peristirahatan, menatapi kain putih yang terletak begitu rapi, disertai sajadah
merah di sampingnya. Ia pun meraih kain tersebut dan memakainya, lalu
membentangkan sajadah di atas lantai tempatnya akan bersimpu.
Hingga lirih suara melesat begitu indah mengucapkan takbir dari
bibirnya. Membuat seolah berada di sebuah ruangan di dalam ruangan, memberikan
rasa aman atas dirinya, rasa aman akan
keluh kesah yang akan disampaikan pada sang pemilik jiwa.
Di akhir salatnya ia mengangkat tangannya menengadah ke atas
langit, dengan wajah yang dipenuhi kepasraan, disertai hati yang remuk, diri
yang rapuh dan berpenyakit datang menampakkan diri di hadapannya. Tak dapat
membendung air matanya, yang membuat wajahnya basah tak tersisa, entah ia
merasa bingung dengan apa yang terjadi, perasaan yang telah lama dipendamnya
tumpah seolah air yang tumpah dari gelas yang pecah. Namun hal itu perlahan
memberikannya rasa tenang, walau keluh tetap tak henti dikeluarkanya. Ia
kembali teringat akan firmannya,
وَاِذَا
سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا
دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
"apabila hamba-hamba-ku bertanya
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang aku, sesungguhnya
aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-ku dan beriman kepada-ku
agar mereka selalu berada dalam kebenaran. " (Q.S. A-Baqarah : 186)
"duhai, kenapa baru sekarang kudapati hal ini, yang dekat
namun terabaikan, sungguh, betapa buruk diri ini."
Ia terus mengeluh akan tindakan yang disadari jauh dari rabbnya.
Berharap pengampunan masih tersedia untuknya, sampai pada titik penyesalan, ia
menyadari, adunya menjadi ketenangannya, salat menjadi penguatnya, sabar atas
apa yang menimpa menjadi teman perjalanan hidupnya.
✒Hijrayanti

Komentar
Posting Komentar