Langsung ke konten utama


 Kehidupan Anak Rantau


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

         Sebelum memulai cerita, izinkan aku memperkenalkan diri, panggil saja aku Ara (Anak Rantau), aku lahir dari seorang Ayah yang suka bepergian dan mencoba hal-hal baru, sehingga tak jarang aku pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya, dan dari situlah cerita rantauan ini di mulai.

            Dari lahir sampai diumur 21 ini, lebih dari setengah hidupku kujalani dengan berpindah-pindah, maka dari itu aku tak punya kisah tentang teman dari kecil, tumbuh bersama, dan tetap bersama sampai saat ini. Aku hanya punya kisah tentang pengalamanku bertemu teman baru, tetangga baru, bahkan lingkungan baru yang tak pernah kutemui sebelumnya.

            Aku tamat dari Sekolah Dasar (SD) dari 3 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari 2 sekolah, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan 1 sekolah. Jadi, total sekolah yang aku lalui sampai menyelesaikan kehidupan sekolah sebanyak 6 Sekolah. Tak sampai di situ, kuliah pun masih ku jalani dengan perantauan, yang membedakan saat ini aku sendiri dan tidak ditemani kedua orang tua.

            Tinggal jauh dari orang tua merupakan tantangan yang berat, apalagi bagiku yang tak pernah jauh dari orang tua, bahkan tak pernah masuk pesantren atau pondok, karena dari SD sampai SMA semua sekolah umum. Namun, itu tak menjadi alasan untukku tak kuliah di kota Daeng ini. Meskipun hanya bermodal semangat dan keberanian dariku, diiringi do’a kedua orang tua serta atas izin Allah ta’ala, kujalani kehidupan perkuliahan di STIBA Makassar.

            Tak terasa 3 tahun sudah kulalui, dari yang tak tahu bahasa Arab menjadi lebih paham walau belum fasih, dari yang tak suka banyak hal menjadi lebih lapang dengan keadaan, dari yang tak kuat menghafal Al-Qur’an menjadi lebih mudah karena sedikit paham artinya. Dan masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan satu-satu.

            Hikmah yang bisa kupetik dari perantauan sampai saat ini adalah di manapun kita berada, ilmu akan selalu menyertai dan kita akan selalu belajar, baik dari pendidikan formal maupun informal. Serta tak selamanya kita akan berada di kampung halaman, dan tak selamanya pula kita bersama orang tua, oleh karena itu selama kita masih bersama mereka, berbaktilah dan jangan sia-siakan kesempatan itu sedetik pun. Karena kita tidak pernah tau, siapa yang akan meninggalkan siapa.

_Ilm

Komentar

  1. Eaa.. Maasya Allah...
    Semangat yaa anak rantau...
    Peluk jauh dongg bagi anak rantau..
    Ada kata2 nih utk anak rantau:
    Jika semangat mulai memudar,, rasa malas pun berdatangan,, serta rasa bosan yg sdh mulai menghantui...
    maka ingatlah ada sosok malaikat tak bersayap dn pendekar tanpa pedang menunggu anda di rumah.
    Mereka menunggu kedatangan anda dgn versi dirimu yg baru.. Versi dirimu yg lebih baik lgi tentunya.

    Hamaasah🔥💯

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...