Langsung ke konten utama

 Kita Punya Senjata yang Lebih Kuat

        Berbicara tentang Palestina berarti kita tengah berbicara tentang tanah yang mulia, tanah para nabi dan Rasul yang dijaga kesuciannya oleh para pejuang-pejuang tangguh pilihan Allah Swt. Tanah yang dirampas paksa oleh kaum Israel, para manusia-manusia yang tidak tahu berterima kasih dan balas budi. Bagaimana mungkin sekelompok tamu mengambil alih rumah tuan rumah  yang menjamu dan memberikan mereka naungan agar tidak luntang-lanting ke sana-sini, tidak hanya itu sang tuan rumah juga memberikan keamanan dan kenyamanan dengan sebaik-baik pelayanan.

        Tapi sekelompok tamu yang bejat itu bukannya berterima kasih tapi malah melakukan hal-hal yang merugikan sang tuan rumah, sekelompok manusia yang melampaui batas itu mengusir tuan rumah yang sudah menjamu mereka dengan baik, keluar dari rumah-rumah mereka, menyiksa, menganiaya, serta membunuh dengan sadis sang pemilik rumah, tidak hanya itu mereka juga membuat berita-berita palsu yang kejam tentang sang pemilik rumah, lantas mengabarkan kepada dunia.

      Betapa kejam perbuatan mereka kepada saudara-saudara kita di Palestina sana. Betapa malang nasib para anak kecil yang tidak tahu apa-apa serta para wanita yang lemah dan tidak berdaya di hadapan kekuatan senjata para manusia-manusia yang tidak lagi mempunyai hati nurani.

    Melihat itu, sebagai seorang muslim kita tentu tidak rela dan merasa sangat marah ketika saudara seiman kita diperlakukan demikian. Layaknya satu tubuh, tentu kita akan merasa sakit pula apabila saudara seiman kita sedang merasa sakit. Pastilah kita semua ingin membantu mereka di masa-masa sulit mereka, membantu membalut luka-luka mereka, menghapus air mata pilu yang setiap saat keluar dari para mata suci  anak-anak yang tidak berdosa dan sangat ingin membalas perbuatan Zionis Israel dengan balasan yang setimpal.

    Tapi apalah daya, kita terlalu jauh dan tidak bisa menjangkau mereka secara langsung, terlalu jauh untuk bisa mendekap tubuh-tubuh kecil yang sekarang sedang bergetar dan berlumuran darah, terlalu jauh untuk bisa memeluk para ibu dari rasa pilu kehilangan anak-anak terkasih. Tapi keterbatasan-keterbatasan yang sekarang membatasi kita bukan berarti menjadikan kita pasif dan tidak melakukan apa-apa.

    Wahai saudara/i seiman jangan biarkan mereka berjuang sendiri, jangan biarkan kaum muslimin dibantai habis oleh kaum Zionis Israel La’natullah ‘alaihi. Jangan diam saja!!! Masih banyak yang bisa kita lakukan meskipun dari jauh. Berdoa misalnya, kita bisa membantu mereka lewat doa-doa kita. Bukankah senjata seorang muslim adalah doa? senjata yang tidak dimiliki oleh kaum Israel. Maka mari kita gunakan senjata-senjata kita untuk menyerang mereka dari jauh, senjata yang paling ampuh untuk membalas semua kejahatan-kejahatan mereka kepada saudara-saudara kita di Palestina sana.

    Ingatlah!!! Kita punya Allah Swt. Tuhan yang maha besar yang kebesaran-Nya lebih besar dari tank-tank dan roket-roket buatan manusia yang mereka gunakan untuk menyerang kaum muslimin. Tuhan yang mempunyai kekuatan yang paling kuat, yang mampu membinasakan mereka dengan kekuasaan-Nya. Maka jangan pernah ragu untuk berdoa kepada-Nya, jangan bosan meminta Allah Swt. menolong para mujahidin yang sedang berjuang di Palestina sana serta tetap percaya bahwa janji Allah Swt. itu benar adanya. Bukankah Allah sendiri yang mengatakannya di dalam al-Qur’an surah As-Saffat ayat 173, yang artinya :

“dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang”

Jadi apa alasan kita ragu tentang pertolongan Allah? Percayalah kepada janji Allah bahwa Dia akan menolong para tentara-tentara-Nya yang beriman dan senantiasa bertakwa kepada-Nya. Bukankah kita semua mengakui akan keimanan para kaum muslimin maka ketahuilah dengan keimanan itu pulalah mereka akan bertahan sampai tetes darah penghabisan untuk mempertahankan tanah al-Quds. Tanah suci warisan para nabi.

Sekali lagi yang perlu kita lakukan adalah memerangi para Zionis Israel dengan segala macam cara yang kita bisa, mengerahkan semua potensi yang telah diberikan-Nya untuk menolong kaum muslimin dan agama Islam dan tentu saja menggunakan senjata paling ampuh yang kita miliki, menggunakannya disetiap saat dan menyerang para musuh Allah meski berada dibagian bumi Allah yang jauh.

Tapi untuk menggunakan senjata kita dan agar senjata kita tidak meleset kita harus terlebih dahulu membersihkan diri kita. Membersihkan diri dari segala bentuk maksiat dan keburukan yang bisa menghalangi ketepatan senjata kita agar tidak meleset serta kembali kepada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt.

🖋️Indah Sari


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...