Hari itu Sabtu, bersama temanku dibawah langit yang tengah bertengkar akan panas dan hujan, menunggu angkutan kota di depan Alfamidi yang kulihat telah seminggu ini tutup.
Bukan untuk pergi bermain sebenarnya, aku sebatas menemaninya berobat di rumah sakit Ibnu Sina.
Perjalanan ditempuh mungkin sekitar 15 menit, entahlah aku lupa menghitungnya, di pertengahan kota kulihat ribuan tetes akhirnya menang di angkasa membasahi pagi itu meski orang-orang tak berlari hilir mudik karena telah mempersiapkan mantel beberapa hari lalu.
Setiba di rumah sakit kulihat mereka satu persatu. Siapa? Bukan hanya mereka yang sakit tapi juga yang sehat wal afiat tentunya. Di sudut kanan kulihat seorang pria berjalan dengan perban menutupi sebelah matanya. "Abis kecelakaan atau terkena beling mungkin" pikirnku. Belum jauh langkahnya kulihat lagi lelaki tua dengan batik dan arloji di tangan kirinya beserta peci di kepalan, berjalan di jalan yang sama dengan membungkuk. Terlintas satu saat kulihat liat dia “semoga cepat sehat pak" ucapku dalam hati, disaat yang bersamaan kuteringat ayahku di rumah, pagi tadi kudengar suaranya memanggilku tapi aku sedang ngobrol dengan supir Gocar yang menanyakan soal alamat rumahku. "Ya Allah sehatkan selalu orang tuaku dan panjangkanlah umurnya" kataku detik ini.
Cukup lama aku melihatnya sambil membayangkan kabar ibu dan ayah di rumah. Alhamdulilah keduanya sehat dan tadi ikut berpartisipasi di acara aksi bela palestina. Masya Allah
Waktu berjalan kudengar nama temanku di panggil ke bagian loket BPJS yang sebenarnya aku tak paham itu namanya apa, karena setiap berobat di Puskesmas Ibu yang selalu duduk dan berbicara dengan petugas di sana. Jadilah aku belum tau apa namanya, mau bertanya tapi di benakku berkata, nanti juga tau sendiri.
Kini kududuk bersama orang lain yang menunggu namanya di panggil, pandanganku kembali mengarah ke orang yang berbeda, kuliat dia berada di pintu masuk, baru turun dari motor, dan kutebak yang mengantarnya adalah anaknya, karena terlihat lebih muda dari nya dengan langkah teratih ia dituntun pelan oleh pria itu masuk ke tempat mendaftar. Sesak sekali melihat wanita.paruh baya yang mencapai masa tua dengan penyakit yang di derita. Lagi-lagi otak dan hatiku berdoa "ya Allah berilah orang tuaku selalu kesehatan sampai tua"
Dan kini aku tengah duduk di samping ruang pemeriksaan saraf, depan toko kue kecil bersama orang-orang yang aku tak tau apa keluhannya, yang penting, semoga Allah memberi mereka kesembuhan.
Di detik yang sangat pas temanku memanggil dan kami berjalan di lorong yang ramai, ia lalu menyerahkan resep obat dan ya sisa menunggu obat sebelum akhirnya kita berangkat jalan-jalan hari ini.
Di cerita hari ini aku belajar bahwa menjaga kesehatan begitu penting. Ada pula diantara kita yang sudah ditakdirkan punya penyakit dari Nya. Maka dari itu, apapun kondisi kita selalu ingat pada Sang Pencipta, Sang Pemberi kesehatan Sang Penyembuh dan Sang Pemilik obat segalanya. Semoga Allah senantiasa menjaga kita. Aamiin..
🖋️nurfadhilah28

keren ceritanya👍👍
BalasHapus