Langsung ke konten utama

Kesan dan Pesan (Mahasiswi Alumni 2023 STIBA Makassar)



Kesan dan Pesan beberapa perwakilan dari Alumni 2023 STIBA Makassar


1) Nur Shaliha, S.H.

Kesan:

Kehidupan terus berputar, hari demi hari pun terus berlalu tanpa henti meninggalkan jejak kenangan yang begitu indah. 4 tahun yang begitu singkat tak terasa waktu berlalu begitu cepat hingga perpisahan pun terasa berat. Suka dan duka selama 4 tahun menuntut ilmu di STIBA Makassar begitu sulit untuk ditorehkan dalam tulisan, sedih rasanya ketika memori kenangan indah bersama kawan seperjuangan berputar tiada henti hanya doa yg dapat menyampaikan rindu. 
Senang rasanya bisa bertemu dengan orang-orang kuat, hebat, peduli, maa syaa allah pokoknya is the best lah mereka. Ingin lebih lama lagi bersama mereka tapi waktu dan amanahlah yang membatasi pertemuan kita, semoga kedepannya bisa bertemu orang-orang seperti kalian semua. 
Terima kasih selama 4 tahunnya ma'had tercinta tempat bersejarah yang akan dirindukan oleh para penghuni yang pernah bernaung di dalamnya. Selamat tinggal untuk segala kisah dan kenangan yang telah tercipta semoga bisa bersuwa kembali di lain waktu.

Pesan:

Untuk para adik-adik yang masih berjuang di STIBA semangat untuk kalian. Tuntutlah ilmu dengan sebaik-baiknya, manfaatkanlah waktu tersebut, jangan biarkan waktu kalian terbuang sia-sia. Semoga kalian semua bisa bertahan hingga akhir. Ingat perjuangan dan pengorbanan orang tua kita, balaslah jasa-jasanya dengan ilmu yang kalian dapatkan. 

Usaha tak pernah mengkhianati hasil, semangatt berjuang para adik-adikku In syaa Allah lelah kalian dalam menuntut ilmu di kemudian hari akan terbalaskan dengan sebaik-baik balasan.


2) Sarah Suleman, S.H.

Kesan:

Ada banyak kesan yang tak mampu tertuang dalam kata-kata, ada banyak rasa yang hanya mampu diekspresikan namun sulit untuk dirangkai menjadi narasi. Tempat ini dipenuhi banyak kebaikan, yang mana hanya orang-orang yang Allah ridhai lah yang bisa menjadi bagian dari tempat ini. 4 tahun disini ada banyak kesulitan, ada banyak kebahagiaan, ada banyak pula pelajaran dan pada akhirnya dari tempat ini saya pun mengerti bahwa 

كل مر سيمر 

أن المشقة ليست أبد

Pesan:

Teruntuk para calon dai’ah yang sedang berjuang di tempat ini, mari luruskan kembali niat-niat kita, tegakkan pundak-pundak kita, lapangkan hati-hati kita.. 

قال بعض العلماء:

إن تعبت في البر، فإن التعب يزول ويبقى البر.

Jika kamu merasa lelah di dalam melakukan kebaikan, maka ketahuilah sesungguhnya rasa lelah itu akan hilang, sementara kebaikan itu akan tetap ada.


3) Intan, S.H.

Bismillaah...

Mengawali kutipan ini, seakan saya memutar ulang memori 4 tahun yang lalu,

Kesan:

Selama kuliah di STIBA, saya begitu banyak mengalami perubahan, baik dari segi perbuatan maupun dari perkataan dan bahkan dari cara berpakaian. Dengan belajar ilmu syar'i, menyadarkan diri kami pribadi bahwa betapa pentingnya beramal dengan ilmu yang benar, karena dengan ilmulah kita bisa terjaga, dengan ilmu pula kita bisa Istiqomah di jalan Allah subhanahu wata'ala.

Teringat saat awal memasuki kampus dakwah dan perjuangan ini, begitu banyak hal yang harus dikorbankan, bahkan kebersamaan bersama keluarga pun menjadi salah satu keharusan untuk kita korbankan agar bisa menuntut ilmu di tempat ini. Sebagai seorang anak tunggal, hal ini tidak mudah bagi kami untuk bisa jauh dari orang tua, namun dengan izin Allah, walhamdulillaah semua itu bisa dilalui meski kadang air mata kerinduan tidak bisa lagi dibendung.

Selama proses perkuliahan, bukan hanya ilmu syar'i yang kami dapatkan, namun di tempat ini kami bisa belajar banyak tentang bagaimana mendidik kesabaran dalam hidup berjamaah dalam lingkungan asrama.

Bertemu dengan orang-orang hebat, maka kita banyak mengambil manfaat, jika dipertemukan dengan orang yang kurang mengasyikkan mungkin kita dilatih untuk memperbanyak kesabaran. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, hingga pada akhirnya kami dari angkatan 2019 harus pamit untuk mengabdikan diri kepada ummat. Segala kepayahan yang telah dirasakan selama kuliah di STIBA Makassar kini menjadi salah satu momentum yang bersejarah bagi kehidupan kami yg sudah tercatat sebagai alumni.

Pesan:

Pesan kami untuk teman-teman seperjuangan kami, selamat atas satu kesuksesan yang telah diraih, selamat berjuang di medan dakwah masing-masing, kepakkan sayapmu agar bisa meraih jutaan mimpi indahmu, dan tetaplah Istiqomah di manapun kakimu berpijak.

Adapun untuk adik-adik yang masih berjuang di kampus dakwah dan perjuangan ini, tetaplah optimis dengan keadaan yang ada, perbanyak doa dalam segala hal apapun itu. Kuatkan pundak dan hatimu, jadikanlah dirimu sebagai muslimah yang penuh dengan kemuliaan, dan ingatlah satu hal bahwa tetaplah menjadi seorang ukhty yang baik, rasa kecewa dan sakit hati tidak boleh merubahmu menjadi jahat. 

Terakhir kami ingin menasehatkan bahwa apapun yang terjadi di dunia perkuliahanmu, tetaplah bertahan sekuat-kuatnya. Tuntaskan pendidikanmu sampai tangis haru dirimu dan keluargamu jatuh di hari wisuda mu. Semangat karena ummat menantikan kehadiranmu.

Penjagaanmu hari ini adalah bentuk kesucian dirimu di masa yang akan datang. Kesusahan mu hari ini adalah satu langkahmu untuk menuju kebahagiaan di masa yang akan datang.


4) Sasi Muliana, S.H.

Apabila bercerita tentang kesan pesan selama Stiba tentu sangat banyak, banyaknya tak terukir.

Kesan:

Sebagai seorang alumni yang belum pernah merasakan kehidupan pondok tentu sangat banyak pelajaran yang didapatkan baik dari segi muamalah, Ilmi syar'i, dan merasakan aturan dengan segala konsekuensinya. Melihat teman-teman yang merupakan keluaran pesantren menjadi acuan untuk bisa belajar lebih giat dalam mengasah kemampuan agar dapat menguasai bahasa Arab dan segala hukum syar'i dengan baik.

Pesan:

Semoga STIBA kedepannya bisa menjadi instansi yang dapat lebih dikenal agar lebih mudah dalam menebar sayap-sayap perjuangan dakwah.


5) Jeny Rheka, S.H.

Kesan:

4 tahun lalu datang ke tempat ini bagai musafir yang kehabisan bekal. Dulu, hanya menjadikannya tempat persinggahan, nyatanya diri ini dibuat menetap olehnya. Dulu, hanya datang mencari kenikmatan saja dan benar tempat ini penuh dengan kenikmatan ibadah. Hingga hari ini, seakan lupa bahwa tak satupun temu tak berakhir dengan perpisahan. Dan kalaupun nanti tempat ini tak bisa kudatangi lagi, setidaknya aku telah mengambil banyak pengetahuan darinya.

Pesan:

Selama masih ada waktu dan kesempatan untuk terus berada di lautan kenikmatan ibadah ini, jangan pernah berpikir tuk melangkahkan kaki beranjak darinya.


6) Haryaty, S.H.

Kesan:

Selama berada di STIBA begitu banyak ilmu, kenangan, dan pelajaran hidup yang kami dapatkan. Sangat bersyukur karena pernah menjadi salah satu Mahasiswi STIBA Makassar. Pokoknya semua kenangan yang pernah terukir di STIBA Makassar penuh dengan makna dan tentunya tak terlupakan. 

Pesan:

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya selama masih berada di STIBA karena waktu dan kesempatan yang sudah berlalu tidak akan bisa lagi terulang. Selalu perbaiki niat dalam setiap aktivitas agar tidak sia-sia dan bisa bernilai pahala. Jangan lupa utamakan adab dan akhlak yang baik kepada siapa pun agar kebaikan-kebaikan datang menghampirimu. 

Paling penting selalu berdoa dan berusaha agar bisa sampai di garis finish. Ingat, mempertahankan kursi di STIBA lebih sulit dibandingkan mendapatkan kursi itu, jadi tetap semangat semuanya.


7) Aprima Khaerani, S.H.

Kesan:

Alhamdulillah kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari STIBA Makassar, sebab ilmu yang kami dapatkan, hikmah yang diperoleh selama hidup berasrama, dan ukhuwah yang tercipta membantu dalam proses belajar yang dimana jatuh bangun kami rasakan. STIBA Makassar sudah menjadi rumah ke dua kami karena di dalamnya ada para ustazaat, sebagai ibu kami yang telah membantu dan menyemangati untuk tetap semangat menjadi pejuang agama Allah dan mengumpulkan bekal ilmu agama selama berada di STIBA Makassar. Sungguh kebaikan mereka tidak akan terlupakan. 

Syukron Jazaakumullaahu Khairan kepada asatiz dan ustazaat atas ilmu yang telah diajarkan kepada kami yang fakir ilmu karena kami bukanlah siapa² tanpa mereka.

Pesan:

Pesan kami untuk para mahasiswi dan calon mahasiswi STIBA Makassar, tetaplah memperbaharui niat dalam menuntut ilmu agama, sungguh fitnah dunia sangat besar yang mampu melemahkan keimanan kita. Maka teruslah minta minta pertolongan Allah SWT, teruslah berdoa, dan berusaha, sisanya biar Allah yang mengatur. Mintalah keberkahan ilmu kepada Allah karena keberkahan ilmulah yang menjadikannya bermanfaat dan berpahala. 

Teringat perkataan Alumni ang.16 "Hanya orang-orang pilihan yang bisa menuntut ilmu di STIBA dan begitupun orang-orang yang bisa selesai menuntut ilmu di sana adalah orang pilihan Allah. Akan ada orang-orang yang tersaring maka teruslah meminta pertolongan Allah".


8) Annisa Miftahussaadah, S.H.

Kesan:

Ini tentang tempat yang awalnya dibenci karena kami masuk lewat jalur paksaan namun kemudian menjadi tempat yang paling kami cintai dan kami rindukan. Hikmah dari firman Allah dalam kalam-Nya di surah Al-Baqarah ayat 216. 

Sebuah bangunan kotak yang fungsinya bukan seperti power bank, tapi bukan mencharge baterai tapi untuk mencharge iman. Rasa bosan dan jenuh tentu ada, apalagi dengan kegiatan asrama yg hampir sama setiap hari. Namun disitulah kesabaran dan kesungguhan kita diuji, bisakah kita mempertanggung jawabkan kata "YA" yang diucapkan ketika diwawancarai oleh Ustadzah dengan kalimat "siap menaati peraturan STIBA?".

Buktinya bisa dirasakan di akhir. Hal-hal yang dianggap sepele dan menjadi rutinitas yang membosankan akan menjadi sesuatu yang berharga ketika tidak ada. Sedih ketika memikirkan apakah di tempat kami selanjutnya akan ada orang-orang yang saling menasehati tanpa menjatuhkan? Apakah akan ada orang yang membersamai kita tanpa melihat kekurangan dan sifat buruk kita? Apakah akan ada orang yang ketika melihat aib kita, ia memilih untuk merahasiakannya? Dan apakah akan ada pertemuan lagi setelah ini? 

Pesan:

Teruntuk saudari-saudari kami yang masih berstatus Mahasiswi, jalani, nikmati, dan syukuri. Tetaplah bertahan di tempat ini. Menangis boleh, tapi yang akan menentukan nasibmu adalah apa yang kamu lakukan setelah kesedihan itu. Kami para alumni menanti nama kalian ikut serta di barisan dakwah.


9) Ummi Kalsum, S.H.

Kesan:

Bahagia campur haru begitu melihat orang tua tersenyum karena anaknya bisa sukses dalam menyelesaikan pendidikan selama di STIBA ini yang merupakan kampus dakwah dan perjuangan, telah banyak membawa perubahan dalam hidupku. 

Butuh perjuangan panjang dan pengorbanan yang banyak tentunya hingga berada di titik ini. Kalau kata ibu "Untuk mencapai kesuksesan memang tidak dengan berleha-leha, kita perlu menderita dengan segala prosesnya kemudian bisa merasakan hasil yang indah". 

Pesan:

Untuk teman-teman yang masih menjalankan pendidikan di STIBA, jangan patah semangat, semua akan berlalu dan kelak kamu akan juga merasakan titik akhir dari setiap usahamu. Tetap bertahan yaah. Orang tua kita juga berjuang selama ini, maka kita pun harus berjuang.


10) Kurnia Bahnur, S.H.

Kesan:

Alhamdulillah, selama kuliah di STIBA banyak pengalaman yang aku dapatkan. STIBA mengajarkanku arti dari kesabaran hidup seatap dengan akhwat yang memiliki 1001 karakter. Mengajarkanku bahwa wanita sangat berharga dengan membatasi dirinya, terutama dalam menjaga pandangannya.  

STIBA juga memberiku kesempatan untuk mengasah skill di luar akademik dengan membuka organisasi. Keputrian DEMA mengajarkanku banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.

STIBA mengajarkanku untuk menjadi wanita yg multitalent, bekerja dengan tidak berfokus pada satu arah saja. Mengajarkanku arti dari kedisiplinan waktu, pentingnya memanfaatkan waktu, penting mengatur waktu, karena kegiatan di STIBA sangat padat.

Pesan:

Semoga STIBA kedepannya makin jaya, semakin eksis, kualitas SDM-nya makin keren. Menjadi andalan bagi masyarakat dan diberkahi ilmunya. Aamiin...


11) Fatihatul Fitrah, S.H.

Kesan:

4 tahun menuntut ilmu di STIBA; kotak persegi biru yang indah, rasanya hanya sebentar. STIBA adalah tempat teraman, ternyaman, dan terbaik bagi para penutut ilmu syar'i. Karena di dalamnya kita tumbuh dan berkembang dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan. 

Di setiap sudutnya kita diajarkan untuk lebih percaya terhadap diri sendiri, kuat dengan ukhuwah yang dibangun bersama dalam setiap prosesnya. Rasanya sangat hampa jika semua yg telah diukir bersama akan dihadapkan dengan sebuah perpisahan, bagaimana pun juga kita harus kuat melewati semuanya sebab ada umat yang menunggu kesuksesan kita darinya.

Pesan:

Untukmu para mujahid/mujahidah kotak persegi biru yang indah tersebut, teruslah kuat dalam setiap proses perjuangan. Jangan lengah dari setiap langkah perjuangan yang engkau ciptakan, manfaatkan keberadaanmu di kotak persegi biru yang indah tersebut dengan sebaik-baiknya karena kelak semuanya akan hilang dan tinggal kenangan berharga yang engkau torehkan.




✒️ Perwakilan Mahasiswi Almuni 2023 STIBA Makassar


Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...