Hasil dari perpisahan tentunya adalah rindu. Di mana jika dilihat dari sisi pertemuan, dunia ini memanglah sempit. Namun jika dilihat dari sisi rindu, dunia seakan sangatlah luas dan tak berujung. Tema ini kuangkat untuk mengobati rasa rindu yang temu abadinya adalah Surga.
Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa di mana ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Di mana ada awal pasti akan ada akhir. That’s Life. Dunia memang sempit, buktinya banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Allah telah mempertemukan kita dengan orang-orang yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah gariskan dalam catatan takdir hamba-Nya. Temu yang tak tersengajakan ini merupakan skenario terindah dari-Nya.
Dunia ini sifatnya sementara. Sebanyak apapun pertemuan, perpisahan adalah akhirnya. Memang berat, tapi inilah hidup. Maka, untukmu yang pernah kutemui, ada rindu yang tak bisa terobati kecuali dengan doa dan temu, jika luka yang kubuat sangat melukai, maaf aku sampaikan untukmu saat ini. Dan untukmu yang kutemui saat ini, tetaplah istiqamah bersama di jalan-Nya, dan ingatlah bahwa perpisahan pasti akan terjadi dan pertemuan yang abadi adalah surga-Nya.
Mengingat akan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menerangkan mengenai tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain dari-Nya. Di antara golongan tersebut adalah,
وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Kalau begitu engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
Pertemuan dan perpisahan yang keduanya tidak bisa dipisahkan, pandailah dalam menentukan sikap yang tepat ketika bertemu, bersama, dan kemudian berpisah. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Mereka yang bertemu di dunia dan akan bermusuhan di akhirat adalah golongan yang mendasarkan pertemuan di dunia untuk sekedar bersenang-senang, berfoya-foya, hanya saling mengingatkan tentang dunia dan keindahannya, harta, tahta dan selainnya. Hal ini melandaskan pertemuan di dunia bukan atas dasar ketakwaan, amal shalih, dan saling menasehati.
Berbeda dengan mereka yang dikehidupan dunianya senantiasa saling mengingatkan dan menasehati tentang kebaikan, bersama-sama melakukan amal shalih, saling mencintai dan menyayangi atas dasar keimanan. Maka mereka adalah golongan yang bertemu di dunia dan juga di akhirat yaitu Jannah-Nya.
Untukmu yang sedang di landa rindu, percayalah Allah adalah sebaik-baik penulis, dan pembuat skenario terindah tidak ada duanya. Sebaik-baik pertemuan adalah takwa, dan sebaik-baik perpisahan adalah doa. Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa meyakini bahwa pertemuan kita bukanlah pertemuan sesaat yang tidak ada lagi pertemuan setelahnya.
Seuntai kata dariku untukmu, kubuat untuk mengobati rasa rindu
Salam dariku untuk mu; Ayah, ibu, saudariku, dan sahabatku
Semoga Allah Azza wa Jalla mengumpulkan kita disurga-Nya kelak, Aamiin.
Sekian dariku
✒️ Zha Syabana
Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2021

Terharu sya🥹
BalasHapus