Kuat...
Adalah dia yang menutup goresan luka dengan lengkungan senyumnya.
Yang mempunyai topeng tawa untuk menyamarkan kalutnya jiwa.
Kuat...
Adalah dia yang mampu menghibur, dikala hati sedang hancur.
Yang mencoba tuk jadi penyangga, dikala jiwa lunglai tak berdaya.
Terlihat tabah, namun tersirat luka tak berdarah.
Mencoba kuat meski menyimpan beban yang kian berat.
Begitulah uniknya hidup.
Terkadang hal buruk terjadi pada orang baik.
Namun, satu hal yang jelas.
Bahwa hal buruk terjadi pada orang yang kuat.
Orang-orang yang terlepas dari apa yang mereka rasakan.
Terlepas dari keputusasaan.
Mereka, tetap merangkak dan melangkah setitik demi setitik, sampai mereka bangkit.
Membawa dan mengeksplor yang terbaik dari hidup mereka.
Tidak hanya akan baik-baik saja.
Mereka akan menjadi lebih istimewa.
Terkadang, kita memang harus berjalan dalam kabut yang kabur.
Ragu dan ketakutan akan menjadi teman perjalanan.
Perjalanan ini bisa jadi sangat menggoyahkan tekad.
Kita akan dibuat ingin berbalik memutar badan.
Namun, kita tahu benar jalan kembali telah putus.
Kita tak punya pilihan selain memejamkan mata dan lanjut berjalan dengan tuntutan nurani.
Kadang hidup bagai mengupas bawang, di saat kita berusaha menguliti untuk mendapatkan bagian terbaik, terkadang kita harus mengeluarkan air mata.
Bersabarlah dan yakinlah bahwa janji Allah itu pasti. Air mata yang sekarang kita teteskan akan berganti dengan senyuman bahagia suatu saat nanti.
Allah kenalkan kita dengan banyak pengalaman.
Allah arsipkan segala kejadian dalam ruang ingatan.
Dengan alasan, agar kita menuai pembelajaran atas kesalahan di masa silam.
Agar kita bisa berlayar dengan penuh kebijaksanaan.
Dan agar kita melabuhkan tindakan di dermaga kehati-hatian.
Ada sakit yang harus dijadikan bangkit.
Ada kecewa yang harus berujung bahagia.
Ada hancur yang harus dijadikan syukur.
Ada rapuh yang harus terlihat rapih.
Ada sesak yang tidak boleh dijadikan rusak.
Ya Rabb...
Ke pada-Mu setiap luka kami adukan.
Ke pada-Mu kami buka wajah ini dari lilitan topeng kemunafikan.
Hanya ke pada-Mu tercurah air mata kepedihan.
Tuntunlah setiap langkah yang tertatih.
Sembuhkan setiap goresan di hati.
Limpahkan hikmah dalam setiap kisah tangis ini.
Tangis dalam sujud yang mencairkan setiap luka yang membalut.
Ta_
Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2020

Komentar
Posting Komentar