Langsung ke konten utama

Menjadi Kuat

 



Kuat... 

Adalah dia yang menutup goresan luka dengan lengkungan senyumnya.

Yang mempunyai topeng tawa untuk menyamarkan kalutnya jiwa.


Kuat...

Adalah dia yang mampu menghibur, dikala hati sedang hancur.

Yang mencoba tuk jadi penyangga, dikala jiwa lunglai tak berdaya.


Terlihat tabah, namun tersirat luka tak berdarah.

Mencoba kuat meski menyimpan beban yang kian berat.


Begitulah uniknya hidup.

Terkadang hal buruk terjadi pada orang baik.

Namun, satu hal yang jelas.

Bahwa hal buruk terjadi pada orang yang kuat.

Orang-orang yang terlepas dari apa yang mereka rasakan.

Terlepas dari keputusasaan.

Mereka, tetap merangkak dan melangkah setitik demi setitik, sampai mereka bangkit.

Membawa dan mengeksplor yang terbaik dari hidup mereka.

Tidak hanya akan baik-baik saja.

Mereka akan menjadi lebih istimewa.


Terkadang, kita memang harus berjalan dalam kabut yang kabur.

Ragu dan ketakutan akan menjadi teman perjalanan.

Perjalanan ini bisa jadi sangat menggoyahkan tekad. 

Kita akan dibuat ingin berbalik memutar badan.

Namun, kita tahu benar jalan kembali telah putus.

Kita tak punya pilihan selain memejamkan mata dan lanjut berjalan dengan tuntutan nurani.


Kadang hidup bagai mengupas bawang, di saat kita berusaha menguliti untuk mendapatkan bagian terbaik, terkadang kita harus mengeluarkan air mata.

Bersabarlah dan yakinlah bahwa janji Allah itu pasti. Air mata yang sekarang kita teteskan akan berganti dengan senyuman bahagia suatu saat nanti.


Allah kenalkan kita dengan banyak pengalaman.

Allah arsipkan segala kejadian dalam ruang ingatan.

Dengan alasan, agar kita menuai pembelajaran atas kesalahan di masa silam.

Agar kita bisa berlayar dengan penuh kebijaksanaan.

Dan agar kita melabuhkan tindakan di dermaga kehati-hatian.


Ada sakit yang harus dijadikan bangkit.

Ada kecewa yang harus berujung bahagia.

Ada hancur yang harus dijadikan syukur.

Ada rapuh yang harus terlihat rapih.

Ada sesak yang tidak boleh dijadikan rusak.


Ya Rabb...

Ke pada-Mu setiap luka kami adukan.

Ke pada-Mu kami buka wajah ini dari lilitan topeng kemunafikan.

Hanya ke pada-Mu tercurah air mata kepedihan.


Tuntunlah setiap langkah yang tertatih.

Sembuhkan setiap goresan di hati.

Limpahkan hikmah dalam setiap kisah tangis ini.

Tangis dalam sujud yang mencairkan setiap luka yang membalut.




Ta_

Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2020 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...