Katanya penuntut ilmu setiap harinya dipenuhi dengan majelis-majelis ilmu. Bahkan dari bangun tidur sampai tidur kembali semua tentang ilmu dari hari ke hari, bulan berganti tahun, hidupnya sudah terbiasa dengan yang namanya ilmu.
Sehingga tiba di sebuah masa di mana dia merasa lelah, capek, bosan, dan tumbuh di dalam dirinya rasa ingin memberontak. Hatinya sudah mulai gelisah tidak karuan, kesabarannya mulai menipis, dia pun berkata; aku capek, aku lelah, habis kuliah majelis lagi, lagi dan lagi sampai malam.
Duhai yang bernama penuntut ilmu. Bagaimana bisa kita merasa lelah dalam menuntut ilmu, sementara ilmu itu adalah nikmat, nikmat yang tidak ada yang bisa menyamainya dan tidak semua orang yang bisa merasakannya. Tidak ada suatu nikmat pun yang bisa menggantikannya bagi para penuntut ilmu. Rasanya ilmu itu menjadi penyejuk di hati, penenang jiwa, dan memberikan rasa bahagia yang hanya bisa dirasakan oleh penuntut ilmu itu sendiri. Lalu kenapa kita merasa bosan, capek, lelah, dan tidak merasakan adanya sebuah kenikmatan dalam menuntut ilmu? Yah, boleh jadi niat kita ada yang kurang diperbaiki atau jangan sampai Allah menjadikan hati kita mengeras atau mati sehingga dicabutnya nikmat itu.
Meski membaca dan mempelajari banyak ilmu, mendengar banyak nasihat, menghadiri semua jenis taklim, belajar sebagaimana pelajaran para ulama tetapi hatinya tidak bergerak sedikitpun. Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan yang dia peroleh, yang ada hanya rasa lelah, jenuh, ngantuk, dan bosan yang menghimpit perasaan dalam hatinya. Datang menuntut ilmu hanya sekadar datang, yang penting hadir di absen kelas, yang penting hadir di absen majelis taklim, dan tidak dipanggil menghadap ke dosen dan pembina keasramaan.
Wahai penuntut ilmu, mari perbaiki niat-niat kita dalam menuntut ilmu, karena segala sesuatu yang kita kerjakan tergantung dari niat kita masing-masing. Sesungguhnya kebahagiaan dan kenikmatan dalam menuntut ilmu itu tidak akan kita rasakan kecuali yang dikerjakan dengan niat yang ikhlas, hati yang lapang, dan hati yang senantiasa bersabar, serta menyadari bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan adalah ibadah akan dibalas dengan balasan yang lebih baik dari Allah Azza wa Jalla.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.
✒️Hasbiati
Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2020

Komentar
Posting Komentar