Langsung ke konten utama

طالب العلم - Penuntut Ilmu



Katanya penuntut ilmu setiap harinya dipenuhi dengan majelis-majelis ilmu. Bahkan dari bangun tidur sampai tidur kembali semua tentang ilmu dari hari ke hari, bulan berganti tahun, hidupnya sudah terbiasa dengan yang namanya ilmu. 


Sehingga tiba di sebuah masa di mana dia merasa lelah, capek, bosan, dan tumbuh di dalam dirinya rasa ingin memberontak. Hatinya sudah mulai gelisah tidak karuan, kesabarannya mulai menipis, dia pun berkata; aku capek, aku lelah, habis kuliah majelis lagi, lagi dan lagi sampai malam. 


Duhai yang bernama penuntut ilmu. Bagaimana bisa kita merasa lelah dalam menuntut ilmu, sementara ilmu itu adalah nikmat, nikmat yang tidak ada yang bisa menyamainya dan tidak semua orang yang bisa merasakannya. Tidak ada suatu nikmat pun yang bisa menggantikannya bagi para penuntut ilmu. Rasanya ilmu itu menjadi penyejuk di hati, penenang jiwa, dan memberikan rasa bahagia yang hanya bisa dirasakan oleh penuntut ilmu itu sendiri. Lalu kenapa kita merasa bosan, capek, lelah, dan tidak merasakan adanya sebuah kenikmatan dalam menuntut ilmu? Yah, boleh jadi niat kita ada yang kurang diperbaiki atau jangan sampai Allah menjadikan hati kita mengeras atau mati sehingga dicabutnya nikmat itu. 


Meski membaca dan mempelajari banyak ilmu, mendengar banyak nasihat, menghadiri semua jenis taklim, belajar sebagaimana pelajaran para ulama tetapi hatinya tidak bergerak sedikitpun. Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan yang dia peroleh, yang ada hanya rasa lelah, jenuh, ngantuk, dan bosan yang menghimpit perasaan dalam hatinya. Datang menuntut ilmu hanya sekadar datang, yang penting hadir di absen kelas, yang penting hadir di absen majelis taklim, dan tidak dipanggil menghadap ke dosen dan pembina keasramaan. 


Wahai penuntut ilmu, mari perbaiki niat-niat kita dalam menuntut ilmu, karena segala sesuatu yang kita kerjakan tergantung dari niat kita masing-masing. Sesungguhnya kebahagiaan dan kenikmatan dalam menuntut ilmu itu tidak akan kita rasakan kecuali yang dikerjakan dengan niat yang ikhlas, hati yang lapang, dan hati yang senantiasa bersabar, serta menyadari bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan adalah ibadah akan dibalas dengan balasan yang lebih baik dari Allah Azza wa Jalla.


إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.





✒️Hasbiati

Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...