Kita akan pergi.
Bukan sehari, sepekan, sebulan atau setahun.
Kita akan pergi selamanya.
Bolehkah aku bertanya pada hatimu?
Jauh di lubuk hatimu yang terdalam.
Apakah ada kata 'Pergi' yang menghantuinya saat ini?
Siapkah kamu?
Persiapan keberangkatannya sudah sejauh mana?
Semoga sikapmu bukan sekedar ucapan tanpa makna,
Bukan sekedar ucapan tanpa bukti.
Sekarang, sadar tidak sadar kepergian kita semakin dekat.
Gerakannya cepat bagai jarum jam yang enggan berhenti berputar.
Bahkan sekuat apapun kamu sama sekali tidak bisa menahannya untuk berhenti.
Detik ke menit
Menit ke jam
Jam ke hari
Hari ke pekan
Pekan ke bulan
Bulan ke tahun
Yah, tak lama lagi.
Tahun ini pun menyisakan 1 bulan lagi sebelum terbenamnya,
Terbenam dan tidak akan pernah terbit.
Coba katakan padaku!
Apa saja yang kamu lakukan sejak terbitnya hingga menyongsong tenggelamnya?
Jejak sejarah mengatakan padaku tentang sosok Abu Hurairah sang perawi hadits Nabi terbanyak.
Sebelum tibanya titik akhir, sang sahabat merisaukan amalannya.
Siapa kita?
Yang selalu merasa aman-aman saja berpijak dengan santai di muka bumi ini?
Padahal amalan lebih ringan dari maksiat.
Pernahkah kamu bertanya dalam lubuk hatimu apakah amalanmu baik-baik saja?
Bahkan mungkin saja kamu telah merasakan sempitnya jauh di jalan-Nya.
Lakukanlah pergerakan untuk maju bergerak dan kumpulkanlah bekalmu!
Motivasi memang tak cukup membelenggumu dari kejamnya rayuan syaitan yang senantiasa mengajakmu menunda hingga terbitnya penyesalan, malas-malasan hingga terbitnya deadline, malu mencoba hingga terbitnya ketidaktahuan di akhir cerita.
Sebaik apapun motivatormu tetaplah kunci pergerakan ada di tanganmu.
Sangat miris bukan jika di akhir cerita amalanmu tak seberat dosamu?
Padahal Allah jadikan dunia sebagai tempat persinggahan untuk mengumpulkan bekal menuju terminal akhir.
Syurga atau Neraka bukan Dunia!
Adnaaf
Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2019
Komentar
Posting Komentar