Langsung ke konten utama

Kematian Datang Seperti Angin yang Berhembus

 

Kematian Datang Seperti Angin yang Berhembus


Dia dekat darimu dan dari kita semua. Dia itu sangat cepat, ada yang merasakannya penuh kesakitan dan ada yang merasakannya hanya seperti angin yang berhembus. Di manapun, kapanpun, suasana dan situasi apapun, dia bisa datang kepadamu. Tidak ada yang bisa bersembunyi darinya. Biarpun engkau ingin mengarahkan seluruh hartamu dan seluruh fisikmu, dia tidak akan memberimu sedetik pun waktu tambahan. Karena setiap orang pasti akan mengalami dan merasakan yang namanya kematian.


Lihatlah di sekitar kita. Mungkin hari ini ada yang mendengar pengumuman dari masjid bahwa seseorang telah meninggal. Atau ada yang mendengar suara sirine ambulans tanda ada seseorang lagi yang akan dikuburkan. Tidakkah engkau memikirkan bahwa suatu hari kita akan mengalami hal yang sama? Entah kapan giliran kita, apakah sekarang, hari ini, esok, lusa, pekan depan, bulan depan, atau tahun depan. Kita harus yakin bahwa suatu saat kita yang berada di posisi itu, saat nama kitalah yang akan dikumandangkan di masjid dekat rumah dan jasad kita dibawa ke kuburan dengan mobil ambulans. Ya saudaraku! Setiap orang akan mengalami hal itu. Kita hanya sedang menunggu giliran.


Lihatlah, ada seseorang yang sangat sehat tapi tiba-tiba saja meninggal dunia dan ada seseorang yang sakit selama bertahun-tahun tapi masih bertahan hidup. Ini menandakan bahwa kematian itu tidak pandang bagaimanapun fisikmu. Lihatlah, semegah dan setinggi apapun tempat tinggalnya, tidak akan selamat dari yang namanya kematian. Coba rasakanlah nafasmu, tidak ada yang tahu kapan tiba-tiba engkau berhenti bernafas, tanda bahwa kematian telah ada di depan matamu.


Maka perbanyaklah mengingat kematian. Sungguh kematian itu sangatlah dekat, sangatlah cepat, dan saat itulah semuanya berhenti. Di saat itulah kita harus meninggalkan segalanya. Harta, keluarga, dan teman-teman. Semua akan kita tinggalkan. Yang tersisa hanyalah dirimu sendiri beserta bekal berupa amal yang kita bawa untuk di akhirat kelak.


Membicarakan tentang persiapan menyambut kematian, karena kita tidak tahu sama sekali dan tidak ada satupun yang tahu kapan kematian datang. Kita hanya bisa memperbanyak amalan kebaikan, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. 


Perbanyaklah melakukan hal-hal yang Allah cintai dan ridhai. Jauhilah perbuatan yang Allah tidak sukai atau benci. Tuntutlah ilmu agama sebanyak-banyaknya, carilah amalan-amalan yang bisa menambah perbekalan akhiratmu. Ketika engkau sudah mendapatkannya, sebarkanlah. Jika orang lain melakukan apa yang telah kau sampaikan perihal kebaikan, maka perbekalan akhiratmu akan semakin banyak.



Ummu Shofiyyah

Mahasiswi STIBA Makassar angkatan 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...