"Aku tidak bisa! Kenapa harus aku yang dapat bagian itu?" keluhnya sambil meremas kertas kosong yang tak juga menghasilkan jawaban, kemudian membuangnya.
"Kenapa? Kok di buang?" tanya salah satu dari temannya yang tiba-tiba datang sambil memungut kertas tersebut.
"Kesel saja, daritadi mikir tapi gak dapat jawabannya. Kenapa juga harus aku yang dapat bagian ini? padahal masih ada yang lebih jago dan lebih pintar daripada aku. Kenapa aku yg dipilih sih?"
Temannya tertawa, lucu katanya.
"Hei dengar, daripada memikirkan alasan kenapa kamu yang dipilih, dan membandingkan dirimu dengan orang lain, lebih baik kamu ulangi pelajaran tadi, simak baik-baik. Kalau belum juga paham, bisa searching kan? Ini kertas yang tadi, jangan dibuang. Sayang loh, sekarang buku harganya mahal. Semangat..!!"
Setelah melontarkan sedikit kata-kata dan senyuman, temannya pergi meninggalkannya dengan berbagai macam perasaan.
Dia pun berpikir, jika perkataan temannya ada benarnya, mengeluh tidak dapat mengubah ketentuan yang sudah terjadi.
Kita hanya perlu fokus pada diri kita, bukan orang lain. Kalau orang lain bisa, maka kita juga bisa dengan usaha kita.
Hanya saja, jangan pernah biarkan putus asa memenangi dirimu, sebelum kamu mencoba.
Kita belajar untuk berubah dari kesalahan menjadi pengalaman, bukan belajar menjadi yang terhebat.
Kita hanya perlu memulai dari diri kita sendiri. Maka, tetaplah berusaha mencintai dirimu dengan hal-hal positif yang akan membawamu pada perubahan yang lebih besar.
Karena hidupmu adalah tentangmu, bukan tentang orang lain.
Mahasiswi STIBA Makassar angkatan 2019

Komentar
Posting Komentar