Pemanfaatan Dakwah Digital sebagai Upaya Untuk Membumikan Al Qur'an dan Bahasa Arab di Era Millenial
NURLISA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
JUDUL ESSAI :
Pemanfaatan Dakwah Digital Sebagai Upaya Untuk Membumikan Al-Qur’an Dan Bahasa Arab Di Era Milenial
KARYA INI DISUSUN UNTUK MENGIKUTI LOMBA ESSAI UKM JURNALISTIK STIBA 2020
Oleh : Nurlisa
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Kitab suci Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan Bahasa Arab sesuai dengan bahasa dimana tempat diturunkannya Al-Qur’an yaitu Mekkah dan Madinah. Melalui kitab ini, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya mengenai risalah Ilahiah agar umat Islam mengambil pelajaran dari kitab suci Al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai buku pedoman bagi umat Islam berisikan bagaimana menjalani hidup di dunia dan mempersiapkan bekal untuk kemudian hari. Bagi mereka yang memahami hakikat ini, dan melaksanakannya dalam kehidupan maka ia akan mengalami ketenangan dan kebahagiaan lahir dan batin, keselamatan di dunia dan di akhirat. Allah SWT menegaskan dalam QS Al-isra ayat 9 bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk, sumber segala hukum, keyakinan, peraturan, norma, pandangan hidup dan cara berpikir kaum Muslimin, tidak hanya dalam kehidupan individu saja, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Penelitian terhadap Al-Qur’an pernah dilakukan oleh dr. Andri yang dilakukan di sebuah Yayasan di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang terhadap naracoba anak anak dan remaja usia sekolah. dr Andri kemudian melakukan perekaman otak si anak untuk mengetahui bagaimana frekuensi gelombang otak dari musik pembangkit stress dengan suara bacaan (Murottal) Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suara bacaan Al-Qur’an memiliki tingkat relaksasi paling baik dibanding musik klasik atau musik relaksasi lainnya. Ini membuktikan bahwa selain menjadi pedoman dan petunjuk hidup, Al-Qur’an juga dapat menjadi teman di setiap situasi kehidupan kita.
Sebagai kitab suci yang berisikan kalam Tuhan, tentu saja umat Islam dan semua elemen manusia tidak dengan mudah untuk memahaminya. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW yang dipilih oleh Allat SWT untuk menyampaikan risalah Ilahiah ini kepada seluruh umat manusia.
Al-Qur’an dan Bahasa Arab adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memakai Bahasa Arab dengan syair syair yang indah. Syair syair ini berisi tentang perkataan perkataan Allah SWT dimana anjuran dan larangan tertera didalamnya. Walaupun menggunakan Bahasa Arab, Orang Arab juga tidak bisa menciptakan satu perkataan yang setingkat dengan ayat Al-Qur’an. Karena itulah Al-Qur’an ini relevan hingga akhir zaman dan tidak ada keraguan didalamnya.
Semasa Rasulullah SAW hidup, tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang belajar langsung kepada beliau. Mereka inilah yang disebut sebagai para sahabat Nabi. Selanjutnya, Islam terus mengalami perkembangan yang signifikan pasca hijrah. Nabi mengutus para sahabatnya ke beberapa wilayah untuk menyebarluaskan islam dan mengajarkan ayat ayat suci Al-Qur’an.
Ketika itu, disiplin ilmu belum dibukukan. Dengan bekalan hapalan yang kuat, para sahabat mengingat pesan pesan yang didapatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun para sahabat juga khawatir ketika terjadi kesalahan dalam membedakan Al-Qur’an dan hadist meskipun memiliki catatan masing masing yang menjadi koleksi pribadi.
Akan tetapi, ketika Nabi Muhammad SAW telah wafat, banyak orang yang tidak pernah berjumpa dengan beliau merasa haus dengan ilmu agama Islam. Oleh karena itu, maka ada sebagian kesadaran dari kalangan umat Islam untuk membukukan beberapa ilmu termasuk Al-Qur’an agar tidak hilang begitu saja mengingat manusia sifatnya pelupa dan tidak kekal didunia. Dengan melalui proses yang sangat ketat agar Al-Qur’an terjaga keasliannya, maka sampai saat ini kita bisa mendapatkan dan menikmati Al-Qur’an dengan bentuk kitab berkat perjuangan para sahabat Rasulullah SAW.
Namun di era saat ini, memasuki era puncak teknologi dengan kecanggihan yang ditawarkan oleh berbagai produk luar Negeri, membuat generasi milenial berkeinginan untuk mencoba hal yang baru. Sebut saja games yang banyak dimainkan oleh beberapa anak muda saat ini. Sebenarnya ini menjadi masalah yang besar karena kita sanggup berlama lamaan di depan PC/Laptop atau Android dibanding membaca Al-Qur’an yang membuat rasa kantuk. Padahal para sahabat Nabi Muhammad SAW telah berusaha agar kita bisa merasakan nikmatnya islam dan nikmatnya membaca Al-Qur’an.
Selain itu, diantara bukti nyata bahwa Al-Qur’an belum membumi adalah lemahnya daya membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an sebulan sekali. Padahal ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca seperti yang tercantum dalam lima ayat pertama surah Al-Alaq. Ayat tersebut memberi isyarat bahwa Islam sangat mementingkan dan mendorong aktivitas membaca dan memahami kandungan maknanya. Sikap mengabaikan Al-Qur’an ini pernah menjadi kebimbangan Rasulullah SAW sehingga beliau mengadu kepada Allah SWT seperti dalam QS Al-Furqon ayat 30 bahwa Rasul (Muhammad) berkata “ Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan dengan tujuan agar Al-Qur’an selalu dekat dengan kita dan selalu bersama menghadapi dunia yang penuh tipu daya ini agar Al-Qur’an bukan hanya sekedar bahasa langit yang hanya indah di untaian namun buruk di tingkat pelaksanaan.
Upaya yang dilakukan agar Al-Qur’an tetap membumi di kehidupan terutama di era Milenial adalah memanfaatkan media digital sebagai alat untuk berdakwah. Seiring perkembangan di era Milenial, dakwah juga mulai berkembang baik dalam penyampaian maupun medianya. Tak hanya itu, perkembangan situs situs di internet seperti sosial media juga banyak diminati oleh masyarakat.
Saat ini sudah banyak para Da’i dan Da’iah yang menggunakan aplikasi sebagai media untuk berdakwah. Jadi sembari berdakwah tatap muka, juga diperkuat dengan dakwah daring (Dalam Jaringan). Seperti media sosial Youtube, banyak dari para pendakwah yang menggunakan aplikasi ini sebagai media untuk berdakwah. Melalui fitur yang sangat mudah digunakan, menjadikan aplikasi ini memiliki banyak pengguna. Aplikasi ini bisa dimanfaat untuk membumikan Al-Qur’an dengan membuat konten konten pendidikan berdasarkan Al-Qur’an, ceramah yang dikemas dengan unik dan menarik, dan juga bisa digunakan untuk membuat konten video berisi murottal dan penafsiran ayat. Selain itu, aplikasi Yotube juga dapat digunakan sebagai sarana belajar Bahasa arab. Bisa dilihat dari platform aplikasi ini, banyak sekali konten konten pendidikan tentang Bahasa Arab yang dapat diputar kapan saja dengan penyajian yang menyenangkan .
Selain aplikasi Youtube sebagai media yang banyak dipakai untuk berdakwah, ada juga aplikasi Instagram. Aplikasi ini juga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai media mendapatkan infromasi. Instagram memiliki banyak fitur yang dapat dimanfaatkan misalnya fitur IGTV yang dapat dipakai untuk mengupload video video ceramah dan tadabbur Al-Qur’an. Ada juga fitur efek dan filter yang banyak digunakan sebagai media pembelajaran Al-Qur’an seperti sambung ayat dan tebak surah. Ada juga efek dan filter yang digunakan untuk menguji seberapa pahamkah kita dengan Bahasa Arab.
Selain itu banyak komunitas atau organisasi yang mengadakan pelatihan dan dauroh membaca dan menghafalkan Al-Qur’an melalui aplikasi Instagram. Tidak jarang juga, banyak yang mengikuti kajian yang posternya disebarluskan melalui aplikasi Instagram, mengingat aplikasi Instagram yang memiliki jumlah pengguna sebanyak 69.270.000 akun. Ada juga akun komunitas yang menawarkan kursus gratis belajar Bahasa Arab dan akun yang memposting kosa kata Bahasa Arab dalam postingannya. Semua itu bisa didapatkan ketika kita sebagai pengguna mengikuti akun yang memposting hal hal yang bermanfaat.
Selain aplikasi Instagram dan Youtube yang banyak dipakai sebagai media dakwah digital, ada juga aplikasi Whatsapp dan aplikasi Facebook. Dua aplikasi ini juga memiliki banyak pengguna. Para pengguna aplikasi ini bisa menyiarkan pesan dakwah melalui ruang pesan atau ruang kelompok yang telah disediakan di aplikasi ini.
Selain aplikasi tersebut, masih banyak yang bisa dimanfaatkan untuk menebar kebaikan. Karena sekarang kita memasuki era Digital, dan semua lapisan masyarakat menggunakan Android atau Laptop, maka pentinglah bagi kita untuk menggunakan internet sebagai alat untuk berdakwah, karena dakwah akan terus merambah dan mengikuti perkembangan zaman. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak belajar Al-Qur’an dan Bahasa Arab, karena sejatinya dakwah digital telah berlangsung didalam seluk beluk kehidupan. Ajaran Islam akan selalu relevan di setiap zaman dan akan terus mengikuti perkembangan zaman. Maka dekatkanlah diri dengan Al-Qur’an dan jadikan ia sebagai teman di setiap situasi dan kondisi. Dalam kitab shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Jadi sembari belajar Alquran, kita juga mengajarkannya kepada umat Islam agar Al-Qur’an tetap membumi dan kaum Muslimin tidak kehilangan eksisitensinya sebagai manusia yang sebaik baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yahya. 2016. Dakwah Islamiyah dan Proselytisme; Telaah atas Etika Dakwah Dalam Kemajemukan INJECT: Interdisciplinay Journal Of Comunicatioan, Vol.1, No.1, Juni 2016: Hal 81-98.
https://www.useetv.com/news/detail/total-pengguna-instagram-di-indonesia-hingga-mei-2020#:~:text=Hingga%20bulan%20Mei%202020%2C%20menurut,3%20persen%20dari%20seluruh%20populasi.
https://www.unpad.ac.id/profil/dr-andri-abdurochman-s-si-m-t-suara-bacaan-al-quran-miliki-efek-relaksasi-terbaik-turunkan-stres/
Pemanfaatan Dakwah Digital Sebagai Upaya Untuk Membumikan Al-Qur’an Dan Bahasa Arab Di Era Milenial
KARYA INI DISUSUN UNTUK MENGIKUTI LOMBA ESSAI UKM JURNALISTIK STIBA 2020
Oleh : Nurlisa
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Kitab suci Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan Bahasa Arab sesuai dengan bahasa dimana tempat diturunkannya Al-Qur’an yaitu Mekkah dan Madinah. Melalui kitab ini, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya mengenai risalah Ilahiah agar umat Islam mengambil pelajaran dari kitab suci Al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai buku pedoman bagi umat Islam berisikan bagaimana menjalani hidup di dunia dan mempersiapkan bekal untuk kemudian hari. Bagi mereka yang memahami hakikat ini, dan melaksanakannya dalam kehidupan maka ia akan mengalami ketenangan dan kebahagiaan lahir dan batin, keselamatan di dunia dan di akhirat. Allah SWT menegaskan dalam QS Al-isra ayat 9 bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk, sumber segala hukum, keyakinan, peraturan, norma, pandangan hidup dan cara berpikir kaum Muslimin, tidak hanya dalam kehidupan individu saja, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Penelitian terhadap Al-Qur’an pernah dilakukan oleh dr. Andri yang dilakukan di sebuah Yayasan di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang terhadap naracoba anak anak dan remaja usia sekolah. dr Andri kemudian melakukan perekaman otak si anak untuk mengetahui bagaimana frekuensi gelombang otak dari musik pembangkit stress dengan suara bacaan (Murottal) Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suara bacaan Al-Qur’an memiliki tingkat relaksasi paling baik dibanding musik klasik atau musik relaksasi lainnya. Ini membuktikan bahwa selain menjadi pedoman dan petunjuk hidup, Al-Qur’an juga dapat menjadi teman di setiap situasi kehidupan kita.
Sebagai kitab suci yang berisikan kalam Tuhan, tentu saja umat Islam dan semua elemen manusia tidak dengan mudah untuk memahaminya. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW yang dipilih oleh Allat SWT untuk menyampaikan risalah Ilahiah ini kepada seluruh umat manusia.
Al-Qur’an dan Bahasa Arab adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memakai Bahasa Arab dengan syair syair yang indah. Syair syair ini berisi tentang perkataan perkataan Allah SWT dimana anjuran dan larangan tertera didalamnya. Walaupun menggunakan Bahasa Arab, Orang Arab juga tidak bisa menciptakan satu perkataan yang setingkat dengan ayat Al-Qur’an. Karena itulah Al-Qur’an ini relevan hingga akhir zaman dan tidak ada keraguan didalamnya.
Semasa Rasulullah SAW hidup, tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang belajar langsung kepada beliau. Mereka inilah yang disebut sebagai para sahabat Nabi. Selanjutnya, Islam terus mengalami perkembangan yang signifikan pasca hijrah. Nabi mengutus para sahabatnya ke beberapa wilayah untuk menyebarluaskan islam dan mengajarkan ayat ayat suci Al-Qur’an.
Ketika itu, disiplin ilmu belum dibukukan. Dengan bekalan hapalan yang kuat, para sahabat mengingat pesan pesan yang didapatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun para sahabat juga khawatir ketika terjadi kesalahan dalam membedakan Al-Qur’an dan hadist meskipun memiliki catatan masing masing yang menjadi koleksi pribadi.
Akan tetapi, ketika Nabi Muhammad SAW telah wafat, banyak orang yang tidak pernah berjumpa dengan beliau merasa haus dengan ilmu agama Islam. Oleh karena itu, maka ada sebagian kesadaran dari kalangan umat Islam untuk membukukan beberapa ilmu termasuk Al-Qur’an agar tidak hilang begitu saja mengingat manusia sifatnya pelupa dan tidak kekal didunia. Dengan melalui proses yang sangat ketat agar Al-Qur’an terjaga keasliannya, maka sampai saat ini kita bisa mendapatkan dan menikmati Al-Qur’an dengan bentuk kitab berkat perjuangan para sahabat Rasulullah SAW.
Namun di era saat ini, memasuki era puncak teknologi dengan kecanggihan yang ditawarkan oleh berbagai produk luar Negeri, membuat generasi milenial berkeinginan untuk mencoba hal yang baru. Sebut saja games yang banyak dimainkan oleh beberapa anak muda saat ini. Sebenarnya ini menjadi masalah yang besar karena kita sanggup berlama lamaan di depan PC/Laptop atau Android dibanding membaca Al-Qur’an yang membuat rasa kantuk. Padahal para sahabat Nabi Muhammad SAW telah berusaha agar kita bisa merasakan nikmatnya islam dan nikmatnya membaca Al-Qur’an.
Selain itu, diantara bukti nyata bahwa Al-Qur’an belum membumi adalah lemahnya daya membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an sebulan sekali. Padahal ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca seperti yang tercantum dalam lima ayat pertama surah Al-Alaq. Ayat tersebut memberi isyarat bahwa Islam sangat mementingkan dan mendorong aktivitas membaca dan memahami kandungan maknanya. Sikap mengabaikan Al-Qur’an ini pernah menjadi kebimbangan Rasulullah SAW sehingga beliau mengadu kepada Allah SWT seperti dalam QS Al-Furqon ayat 30 bahwa Rasul (Muhammad) berkata “ Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan dengan tujuan agar Al-Qur’an selalu dekat dengan kita dan selalu bersama menghadapi dunia yang penuh tipu daya ini agar Al-Qur’an bukan hanya sekedar bahasa langit yang hanya indah di untaian namun buruk di tingkat pelaksanaan.
Upaya yang dilakukan agar Al-Qur’an tetap membumi di kehidupan terutama di era Milenial adalah memanfaatkan media digital sebagai alat untuk berdakwah. Seiring perkembangan di era Milenial, dakwah juga mulai berkembang baik dalam penyampaian maupun medianya. Tak hanya itu, perkembangan situs situs di internet seperti sosial media juga banyak diminati oleh masyarakat.
Saat ini sudah banyak para Da’i dan Da’iah yang menggunakan aplikasi sebagai media untuk berdakwah. Jadi sembari berdakwah tatap muka, juga diperkuat dengan dakwah daring (Dalam Jaringan). Seperti media sosial Youtube, banyak dari para pendakwah yang menggunakan aplikasi ini sebagai media untuk berdakwah. Melalui fitur yang sangat mudah digunakan, menjadikan aplikasi ini memiliki banyak pengguna. Aplikasi ini bisa dimanfaat untuk membumikan Al-Qur’an dengan membuat konten konten pendidikan berdasarkan Al-Qur’an, ceramah yang dikemas dengan unik dan menarik, dan juga bisa digunakan untuk membuat konten video berisi murottal dan penafsiran ayat. Selain itu, aplikasi Yotube juga dapat digunakan sebagai sarana belajar Bahasa arab. Bisa dilihat dari platform aplikasi ini, banyak sekali konten konten pendidikan tentang Bahasa Arab yang dapat diputar kapan saja dengan penyajian yang menyenangkan .
Selain aplikasi Youtube sebagai media yang banyak dipakai untuk berdakwah, ada juga aplikasi Instagram. Aplikasi ini juga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai media mendapatkan infromasi. Instagram memiliki banyak fitur yang dapat dimanfaatkan misalnya fitur IGTV yang dapat dipakai untuk mengupload video video ceramah dan tadabbur Al-Qur’an. Ada juga fitur efek dan filter yang banyak digunakan sebagai media pembelajaran Al-Qur’an seperti sambung ayat dan tebak surah. Ada juga efek dan filter yang digunakan untuk menguji seberapa pahamkah kita dengan Bahasa Arab.
Selain itu banyak komunitas atau organisasi yang mengadakan pelatihan dan dauroh membaca dan menghafalkan Al-Qur’an melalui aplikasi Instagram. Tidak jarang juga, banyak yang mengikuti kajian yang posternya disebarluskan melalui aplikasi Instagram, mengingat aplikasi Instagram yang memiliki jumlah pengguna sebanyak 69.270.000 akun. Ada juga akun komunitas yang menawarkan kursus gratis belajar Bahasa Arab dan akun yang memposting kosa kata Bahasa Arab dalam postingannya. Semua itu bisa didapatkan ketika kita sebagai pengguna mengikuti akun yang memposting hal hal yang bermanfaat.
Selain aplikasi Instagram dan Youtube yang banyak dipakai sebagai media dakwah digital, ada juga aplikasi Whatsapp dan aplikasi Facebook. Dua aplikasi ini juga memiliki banyak pengguna. Para pengguna aplikasi ini bisa menyiarkan pesan dakwah melalui ruang pesan atau ruang kelompok yang telah disediakan di aplikasi ini.
Selain aplikasi tersebut, masih banyak yang bisa dimanfaatkan untuk menebar kebaikan. Karena sekarang kita memasuki era Digital, dan semua lapisan masyarakat menggunakan Android atau Laptop, maka pentinglah bagi kita untuk menggunakan internet sebagai alat untuk berdakwah, karena dakwah akan terus merambah dan mengikuti perkembangan zaman. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak belajar Al-Qur’an dan Bahasa Arab, karena sejatinya dakwah digital telah berlangsung didalam seluk beluk kehidupan. Ajaran Islam akan selalu relevan di setiap zaman dan akan terus mengikuti perkembangan zaman. Maka dekatkanlah diri dengan Al-Qur’an dan jadikan ia sebagai teman di setiap situasi dan kondisi. Dalam kitab shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Jadi sembari belajar Alquran, kita juga mengajarkannya kepada umat Islam agar Al-Qur’an tetap membumi dan kaum Muslimin tidak kehilangan eksisitensinya sebagai manusia yang sebaik baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yahya. 2016. Dakwah Islamiyah dan Proselytisme; Telaah atas Etika Dakwah Dalam Kemajemukan INJECT: Interdisciplinay Journal Of Comunicatioan, Vol.1, No.1, Juni 2016: Hal 81-98.
https://www.useetv.com/news/detail/total-pengguna-instagram-di-indonesia-hingga-mei-2020#:~:text=Hingga%20bulan%20Mei%202020%2C%20menurut,3%20persen%20dari%20seluruh%20populasi.
https://www.unpad.ac.id/profil/dr-andri-abdurochman-s-si-m-t-suara-bacaan-al-quran-miliki-efek-relaksasi-terbaik-turunkan-stres/
Komentar
Posting Komentar