MENGGUGAH KETERLIBATAN UMAT: MENYULAP PODCAST MENJADI SARANA KONTEN INTERAKTIF UNGGUL DALAM INFORMASI DAKWAH
KARYA INI DISUSUN UNTUK MENGIKUTI LOMBA PENULISAN ESAI MUSLIMAH'S EXPO 2023
Perkembangan teknologi digital membawa dampak besar terhadap cara masyarakat berkomunikasi dan mengumpulkan informasi, khususnya melalui internet. Di tengah era digital ini, Generasi Z, generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dan berkembang dengan kemudahan akses ke berbagai platform digital seperti jejaring sosial dan aplikasi seluler dan Internet. Kemajuan teknologi ini secara signifikan mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan preferensi generasi Z dalam berbagai aspek kehidupan mereka (Hayat, A., & Muslimin, A, 2020).
Menurut Kominfo, pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 175,5 juta, meningkat 17% (25 juta pengguna) dibandingkan tahun 2019. Berdasarkan riset platform pengelola media tersebut dari jejaring sosial HootSuite dan agen pemasaran sosial We Are Social, jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia mencapai 160 juta, meningkat 8,1% (12 juta pengguna) dibandingkan tahun 2019. Berdasarkan data tersebut, jumlah pengguna Internet di Indonesia sangat besar dan generasi muda merupakan pengguna Internet terbesar , menyebabkan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka
bidang-bidang baru utamanya dalam proses dakwah. Berbagai cara baru dan modern
dapat digunakan oleh para da’i (orang yang melakukan dakwah) untuk menyampaikan
pesan-pesan keagamaan agar diterima dengan baik oleh masyarakat atau mad’u (apa
itu dakwah). Namun, terdapat tantangan dalam menyampaikan pesan dakwah sehingga
sulit disampaikan kepada generasi Z yang mengonsumsi konten digital dan
memiliki rentang perhatian yang terbagi. Hal ini menuntut adanya strategi dakwah yang efektif dalam
era digital guna
membangun koneksi yang
kuat dengan generasi
milenial (Wibowo, E., & Rahardjo, M, 2021).
Dakwah melalui teknologi digital sangat penting untuk dikuasai oleh para dai di era digital. Era digital telah memudahkan masyarakat dalam menyampaikan dan menyebarkan informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Para dai dapat memilih berbagai platform media sosial yang banyak digunakan masyarakat untuk berdakwah, antara lain Instagram, Facebook, YouTube, Twitter, dan yang sedang tren saat ini adalah podcast. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa pengertian podcast sama dengan podcast, yaitu acara siaran (berita, musik, dan lain-lain) yang dibuat dalam format digital (audio dan video) dan diunduh melalui Internet. Keberadaan podcast saat ini bisa penuh warna dengan berbagai jenis konten dan konsep audio. Podcast berfungsi sebagai sarana untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan kepada pendengarnya, termasuk mengenai ilmu agama.
Masyarakat saat ini menggunakan podcast sebagai sarana alternatif untuk menikmati konten audio. Data dari PEW Research Center menunjukkan bahwa pada tahun 2006, hanya 11% orang yang mendengarkan podcast, dan pada tahun 2019, jumlah tersebut meningkat signifikan menjadi 51%. Indonesia adalah pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia dalam hal konsumsi konten audio. Artinya, podcast kini semakin populer, terutama di kalangan anak muda atau milenial. Dapat kita simpulkan bahwa peluang dakwah melalui podcast saat ini sangat besar, mengingat permintaan penonton terhadap konten edukasi khususnya tentang ilmu agama cukup tinggi. Keunggulan Internet sebagai sarana komunikasi dakwah antara lain adalah Internet mempunyai kemampuan untuk melintasi batas ruang dan waktu secara instan dengan biaya yang relatif terjangkau. Saat ini, Internet telah menjadi media baru dalam berdakwah. Sehingga mereka dapat mendengarkan podcast kapan saja dan di mana sajamenggunakan perangkat mobile mereka. Pengajian atau dakwah yang dilakukan secara konvensional membutuhkan ruang dan waktu tertentu. Sementara dengan memanfaatkan teknologi digital, jamaah atau khalayak bisa mendapatkan konten dakwah kapanpun dan dimanapun, bisa memilih tema dakwah sesuai dengan kebutuhan, dan bisa memilih da'i atau ustadz yang disukai.
Penggunaan metode dakwah harus bisa disesuaikan dengan perubahan keadaan dan zaman. Perbedaan pendekatan dakwah tersebut tidak lepas dari tiga metode dasar dakwah, yaitu: Pertama, hikmah: Dakwah perlu memperhatikan keadaan dan kondisi penonton patung dakwah, sehingga Mad'u tidak akan merasa tercela atau terpaksa menerapkan syariat agama Islam. Kedua, mauidhah hasanah: berdakwah dengan menyampaikan ajaran Islam dengan nasihat yang bermanfaat, tanpa menebar kebencian, sehingga pesan dakwahnya dapat menyentuh hati Mad'u. Ketiga, mujadalah: berdakwah dengan cara saling bertukar pendapat atau bertukar pendapat, berpikir dengan benar dan tidak memperburuk keadaan.
Namun kini perlu adanya pertumbuhan popularitas dan konsep dakwah melalui platform podcast. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat saat ini agar lebih menarik. Kondisi masyarakat saat ini lebih memperhatikan hal-hal yang tren, baik itu dalam penggunaan bahasa, benda atau banyak hal lainnya. Dalam mengkomunikasikan konsep dakwah melalui podcast, penting untuk memperhatikan bahasa dan gaya yang sesuai dengan khalayak umum saat ini. Hal ini melibatkan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu formal, dan mengikuti tren media sosial dan penggunaan bahasa sehari-hari. Selain itu, dalam konsep dakwah melalui podcast, pemilihan topik yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat ini juga menjadi hal yang sangat penting.
Podcast dakwah juga membuat para dakwah atau ustaz lebih kreatif dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Melalui format audio, para khatib atau ustaz dapat menggunakan berbagai teknik bercerita, musik latar atau suara khusus untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas khotbahnya. Dalam penelitian sebelumnya, podcast dakwah juga terbukti menjangkau khalayak yang lebih luas, termasuk generasi milenial yang lebih cenderung mengonsumsi konten digital. Selain itu, podcast dakwah dapat menjadi sumber informasi, edukasi, dan hiburan bagi khalayak. Dalam lanskap teknologi informasi yang berkembang pesat, podcast memiliki kemampuan untuk menyediakan konten yang memenuhi kebutuhan dan preferensi pendengar dengan segmen yang lebih spesifik. Misalnya, ada podcast dakwah yang fokus pada pembahasan mendalam tentang ayat-ayat Al-Quran, ada pula yang membahas isu-isu sosial atau kehidupan sehari-hari dari sudut pandang agama. Melalui komentar dan pesan yang diberikan pendengar, penceramah atau ustaz dapat menerima masukan secara langsung dan menyesuaikan isi ceramahnya dengan kebutuhan dan minat audiens.Inilah salah satu keunggulan dakwah podcast dibandingkan cara dakwah lainnya, seperti khotbah langsung atau artikel.
Namun, meskipun dakwah podcast memiliki banyak potensi dan manfaat, ada juga beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan. Pertama, khatib juga memungkinkan adanya interaksi yang lebih aktif antara pendengar dan khatib. Kedua, dalam mengembangkan podcast dakwah, harus diterapkan strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau target audiens yang lebih luas. Podcast Dakwah juga harus menjaga kualitas konten yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Podcast dakwah juga harus memperhatikan tren dan gaya bahasa yang sedang populer di masyarakat saat ini. Ketiga, kualitas suara menjadi poin penting dalam Podcast. Pendengar podcast menginginkan kualitas suara yang bagus sehingga dapat menghadirkan pengalaman mendengarkan yang sempurna kapan saja, di mana saja. Keempat, pengenalan audiens menjadi faktor bagi para podcaster (penginjil) untuk terus memproduksi konten podcast. Namun jika tidak ada pengakuan atau tanggapan dari masyarakat, maka akan ada kecenderungan untuk tidak melanjutkan produksi secara berkelanjutan. Tantangan ini harus dijawab, terutama bagi podcast baru yang belum dikenal masyarakat umum. Hal ini akan membantu menarik lebih banyak minat pendengar dan menjadikan pesan dakwah lebih mudah dan menyenangkan.
Tee Morris dkk menawarkan strategi agar kurasi podcast berhasil, antara lain: (1) Morris dkk menekankan pentingnya perencanaan dalam menentukan topik mana yang sesuai dengan keahlian, subjek atau keterampilan, minat, dan kemampuan podcaste. (2) Membacakan kepada calon pembaca yang mempunyai kebutuhan atau minat terhadap topik yang dimaksud. (3) Pikirkan di mana produk Podcast akan diproduksi. (4) Memetakan kebutuhan atau ketersediaan sumber daya manusia. Proses produksi dapat berjalan dengan baik jika anggota tim melaksanakan tugasnya dengan baik. (5) Memperhatikan sarana dan prasarana. Hal ini penting karena produksi konten audio bergantung pada ketersediaan peralatan, seperti alat perekam dan mikrofon.
Ada sejumlah strategi yang bisa dilakukan para dakwah di era digital. Yang pertama adalah strategi pengenalan objek dakwah (mad'u). Beberapa aspek yang dapat dipertimbangkan, antara lain usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial ekonomi, sosiologi, kebutuhan khusus, dan lain-lain. Kedua, strategi penyiapan bahan atau pesan dakwah. Menyiapkan pesan yang cocok untuk khalayak yang bersifat umum, mudah dipahami oleh banyak khalayak, serta berkaitan dengan kebutuhan dan kehidupan khalayak. Sehingga pesan tersebut dapat mendorong khalayak untuk memberikan perhatian yang sungguh-sungguh (attention) dan kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan (action). Ketiga, mengidentifikasi metode Dakwah (thariqah) sebagai metode penyampaian pesan Dakwah kepada Mad'u. Surat Al-Nahl ayat 125, tiga metode dakwah yang ideal dan dapat dijadikan para khatib sebagai acuan dalam menjalankan ajaran Islam, yaitu dakwah al-hikmah, al-mauidzah al-hasanah dan almujjadi. Keempat, mengidentifikasi media dakwah (wasilah), khususnya sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. Dengan media baru, podcast bersifat on-demand, dimana audiens dapat memilih sendiri menggunakan berbagai platform yang tersedia, terhubung ke internet untuk mengakses, dapat menjangkau audiens dimana saja dan merupakan salah satu keunggulan yang dapat menarik audiens dalam jumlah besar.
Dalam kesimpulannya, podcast bisa menjadi strategi atau wahana dakwah yang efektif di era digital. Da'i dapat memilih berbagai jenis podcast dan platform untuk memperluas jangkauan materi dakwah. Podcast adalah salah satu platform media yang meledak atau mendapatkan popularitas di lanskap konten digital yang terus berkembang. Kemudahan penggunaan berarti para da’I dapat dengan mudah membuat dan mendistribusikan konten dakwahnya, dan Mad'u dapat memilih berbagai konten dakwah sesuai dengan kebutuhannya dan mengatur sendiri jadwal mendengarkannya.
Daftar Pustaka
Faradisi,
Moh Ahsan, dkk. “Strategi Dakwah Islamiyah Di Tengah Problematika Umat Dalam
Media Tiktok.” Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, vol. 4,
no. 1, 13 Juni 2023, pp. 97–103,
jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi/article/view/179, https://doi.org/10.55623/au.v4i1.179.
Diakses pada 5 Nov. 2023.
Ummah, Athik Hidayatul, dkk. “PODCAST SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI ERA
DIGITAL: ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN.” KOMUNIKE, vol. 12, no. 2, 2
Des. 2020, pp. 210–234, https://doi.org/10.20414/jurkom.v12i2.2739. Diakses pada
6 Nov. 2023.
Surbakti, Muhammad Faizul Akbar, dkk. “Membangun Koneksi Dengan Generasi
Milenial: Strategi Dakwah Yang Efektif Dalam Era Digital.” Al-DYAS, vol.
2, no. 2, 28 Mei 2023, pp. 298–306,
ejournal.yasin-alsys.org/index.php/aldyas/article/view/1153/919,
https://doi.org/10.58578/aldyas.v2i2.1153. Diakses pada 6 Nov. 2023.
Fabriar, Silvia Riskha, et al. “PODCAST: ALTERNATIF MEDIA DAKWAH ERA
DIGITAL.” An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam, vol. 14, no. 1, 21 July
2022, pp. 1–6, https://doi.org/10.34001/an-nida.v14i1.3212. Accessed 5 Feb.
2023.
Liputan6.com. “Arti Podcast Adalah Siaran Audio Digital Yang Bisa Diunduh,
Begini Membuatnya.” Liputan6.com, 8 Juni 2022,
www.liputan6.com/hot/read/4981279/arti-podcast-adalah-siaran-audio-digital-yang-bisa-diunduh-begini-membuatnya#:~:text=audioblogging%20pada%202004.-. Diakses pada 6 Nov. 2023.

💜💜💜💜
BalasHapus