Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Titik Awal Perjuangan

   Untukmu yang sedang berjuang, teruslah lanjutkan perjuanganmu.  Garis finishmu adalah kematian.  Aku tahu bahwa semua ini memang sangat melelahkan,  Aku tahu bahwa rasa ingin menyerah pasti sering terbesit di pikiranmu. Aku tahu pasti di mulutmu sering terlontar pertanyaan "Kapan ini akan berakhir?" Hai, siapapun kamu yang sedang membaca tulisan ini, Andai kamu tahu, dengan adanya sebuah rintangan itulah yang menjadi tanda kita sebagai hamba pilihan Allah. Semakin diuji bukankah kita akan semakin dekat dengan Allah? Atau mungkin malah semakin jauh? Jika semakin jauh, maka itu adalah bahan kita untuk bermuhasabah.  Untuk raga yang pernah menahan rasa sakit,  Untuk kedua kelopak mata yang sanggup menjaga ribuan air mata,  Dan untuk hati yang masih kuat bertahan sampai saat ini. Aku ucapkan terima kasih. Tak disangka, ternyata sejauh ini kita berjalan,  Meski jumlah usia kini hanya hitungan tahun yang belum seberapa. Rasanya banyak sekali ras...

Bersama Allah Kamu akan Dapatkan Jalan Kebahagiaan

Kehidupan ini tidaklah selalu mudah dan penuh kebahagiaan. Kebahagiaan dan kesedihan akan selalu datang saling bergilir dalam kehidupan kita. Namun, jiwa yang selalu berusaha untuk bersabar dan bersyukur menjadikan hatinya percaya kepada kekuasaan Allah.  Ada saatnya, ujian datang bagaikan ombak besar yang menghantam perahu kecilmu, hingga hatimu takut dan begitu cemas, sebab sendiri di atas perahu yang kecil di tengah lautan. Kamu mengira bahwa hanya dirimulah yang mendapatkan ujian seberat itu. Sehingga mengubah senyumanmu menjadi tangisan. Sangat rapuh hatimu saat itu, karena beban berat menimpamu dan manusia hanya meninggalkanmu. Benarlah bahwa tak ada seorang pun yang tau apa yang sedang kamu rasakan. Namun, Allah sungguh Maha Mengetahui dan Menyayangi. Maka, serahkanlah semua kepada-Nya itu sudah cukup. Saat manusia meninggalkanmu, janganlah khawatir dan bersedih, karena Allah sendiri yang akan menyelesaikan urusanmu dengan sebaik-baiknya. Mungkin butuh proses untuk menguatka...

Bangkit dengan Kefuturan

Sudah sekian pekan tarbiyah tidak berjalan. Maka bertamulah futur pada sebuah jiwa. Gelisah dengan keadaan imannya, dia pun meluapkan emosi dengan rangkaian katanya. Dia berkata,  " Hancur, patah, hilang dan tak beraturan. Mungkin ini bisa mendefinisikan keadaan imanku saat ini. Semua larut dalam nafsu, bagai angin kencang yang menjatuhkan pohon tinggi. Sesal? Tentu ada. Namun sayang, berkali-kali seperti itu. Miris, mau sampai kapan begini? Aku kira umur 20 tahun adalah masa matang bagiku, ternyata tidak. Umur 20 seperti tunas yang baru akan berubah menjadi tumbuhan baru. Seperti ada dua kepribadian dalam satu tubuh. Walaupun begitu, tetap semangat dan semoga lekas sembuh. " Berkali-kali jatuh pada kesalahan, kemudian bangkit lagi. Begitu seterusnya, hingga tiba pada pekan kedua perkuliahan, tarbiyah mulai berjalan. Ada sebuah jiwa yang sedikit terbuka hatinya. Tersadar, mengapa selama ini setiap panjatan doa untuk jiwanya selalu jatuh di lubang yang sama. Ternyata satu saja...