Eksistensi Kaum Milenial Dalam Menghadapi Era Modernisasi Untuk Memperhatikan Syi'ar Islam Melalui Dunia Digital
NIKMATUN KHAIRUNNISA
SEKOLAH TINGGI ILMU ISLAM DAN BAHASA (BAHASA ARAB) MAKASSAR
JUDUL ESSAI :
Eksistensi Kaum Milenial Dalam Menghadapi Era Modernisasi Untuk Memperhatikan Syi'ar Islam Melalui Dunia Digital
KARYA INI DISUSUN UNTUK MENGIKUTI LOMBA ESSAI UKM JURNALISTIK PUTRI STIBA 2021
Oleh : Nikmatun Khairunnisa
Setiap peradaban membutuhkan tangan-tangan emas pemuda untuk
mampu mengubah masa menjadi sebuah peradaban yang berkualitas. Setiap
pemuda memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam membangun dunia.
Dari zaman dahulu sampai sekarang, pemuda merupakan pemegang estafet
terdepan dalam melakukan perubahan. Oleh karena itu, pemuda masih menjadi
figur terpenting yang dibutuhkan oleh bangsa, agama, negara, dan dunia.
Peradaban islam tak lepas dari peran pemudanya, islam dapat kita rasakan
sampai saat ini, karena semangat dan ketekunan mereka. Salah satunya ialah
Salman Al-Farisi. Pemuda islam yang memiliki ide cemerlang sehingga islam
dapat memenangkan peperangan dalam perang khandaq.Adapun yang lain yaitu;
Muhammad Al-fatih seorang pemuda islam yang menaklukkan Konstantinopel,
mendapat julukan seorang panglima terbaik.
Eksistensi islam tidak hanya terjadi pada zaman dahulu saja, namun pada
zaman sekarang, pemuda islam masih eksis dalam menegakkan panji islam,
diantaranya; ILAL (ILYASA WIJAYA KUSUMA dan ALYASA WIJAYA
KUSUMA) seorang pemuda Indonesia yan berhasil meraih juara 1 dalam ajang
kompetesi dakwah Asia. MALALA YOUSAFZAI gadis muslim asal Pakistan
yang menjadi aktivis untuk pendidikan perempuan.
Untuk mencapai itu semua, pemuda harus memiliki pondasi iman yang
kuat. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-kahf;13
نحن نقص عليك نبأهم بالحق، انهم فتية امنوا بربهم وزدنهم هدى} الكحف ؛١٣}
’’kami ceritakan kepadamu ( Muhammad) kisah mereka dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka’’. ( al-kahf ;13)
Menjadi anak milenial bukan penghalang untuk mengeksiskan dakwah ini.
Justru dengan menjadi anak milenial, kita memiliki peluang yang besar untuk
menjadikan Islam sebagai agama tereksis didunia. Begitu banyak wasilah yang
bisa kita gunakan pada saat ini, salah satunya ialah ‘internet’. Dengan internet kita
dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dibelahan bumi lain.
Pada zaman ini internet bukan menjadi hal yang tabu bagi masyarakat,
bahkan internet sudah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan. Berbagai
kalangan dapat mengakses internet, mereka memiliki peluang besar untuk dapat
merasakan canggihnya technology. Internet (High-technology) dapat
dimanfaatkan menjadi sumber utama untuk belajar ilmu pengetahuan, informasi
hiburan, mengetahui informasi yang sedang terjadi, menghilangkan kesepian,
serta dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman atau keluarga, bahkan
dengan adanya High technology manusia dapat menghasilkan uang dari rumahrumah mereka. Dengan adanya sistem praktis seperti ini, menyebabkan timbulnya;
minat baca yang rendah, menjadi pribadi yang malas, tidak bersosialisi, cenderung
lemah dalam nilai-nilai kebersamaaan dan keagamaan, cenderung bebas, kebaratbaratan dan tidak memperhatikan aturan etik dan aturan formal, serta tata krama.
Semua itu disebabkan karena kurangnya ilmu dan pemahaman dalam
menggunakan technology.
Menurut Daradjat semakin merosotnya moral pelajar merupakan salah satu
akibat dari pesatnya perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan
peningkatan kualitas budi pekerja pelajar, padahal perkembangan teknologi
memang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk dapat terus bersaing di era
globalisasi ( darajat 1982).
Dilihat dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen konten
Hootsuite, dan agensi pemasaran media sosial we are sosial dalam laporan
bertajuk ‘’digital 2021’’mengatakan bahwa Pengguna internet di Indonesia pada
awal 2021 ini mencapai 202,7 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27
juta jiwa dibandigkan pada Januari 2020 lalu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Dilihat dari data tersebut maka hal yang harus dimiliki oleh pemuda ialah
pendidikan media. Menurut David Buchingham (2001) bahwa pendidikan media
bertujuan untuk mengembangkan baik pemahaman kritis maupun partisipasi aktif,
sehingga memampukan anak muda sebagai konsumen media membuat tafsiran
dan penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya, selain memampukan anak
muda untuk menjadi produser media dengan caranya sendiri sehingga menjadi
partisipan yang berdaya dimasyarakatnya. Oleh karena itu pendidikan media bagi
generasi muda sangatlah penting untuk dimiliki.
Disamping pendidikan media, pendidikan agama juga merupakan hal
penting yang harus dimiliki oleh pemuda. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallahu alaihi wasallam:
طلب العلم فريضة علي كل مسلم
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim
( HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik Radiyallahu ‘anhu,
dishahihkan oleh Al-Albani dalam shahih Al-Jaami’ Ish Shaghir no.3913)
Pendidikan agama ini bertujuan untuk menjadi benteng terdepan dalam
menghadapi era milenial saat ini. Dengan memiliki ilmu agama maka seorang
pemuda akan dihiasi oleh ilmunya ketika bermuamalah dengan lingkungannya
serta memiliki sifat-sifat seorang penuntut ilmu ketika berhadapan dengan
kecanggihan teknologi. Sehingga sikap yang akan ditimbulkan oleh generasi
milenial dapat dilihat dari akhlak yang islami, diantaranya:suka belajar, bekerja
secara inovatif, aktif berkolaborasi, berani mengungkapkan pendapat, pandai
bersosialisasi, dll.
Pendidikan ini tidak hanya didapatkan melalui pendidikan formal, namun
melalui informal seperti: majalah, seminar-seminar, blog, jurnal, dll. Sejalan
dengan itu, Moeslim Abdurrahman menganjurkan sebaiknya pendidikan agama
harus lebih berorientasi untuk menumbuhkan wawasan keagamaan dalam kaitan
dengan religious intellectual building. Oleh karena itu, selain mungkin lebih
cocok disajikan dalam kelas-kelas seminar dan evaluasi melalui karya tulis, materi
kuliah agama itu hendaknya bersifat ‘’perspektif’’. Misalnya Islam dalam
perspektif kebudayaan, perspektif sejarah, perspektif perkembangan sains,dan lain
sebagainya.
Selain yang mugkin tidak kalah pentingnya ialah dengan cara-cara
memperoleh ‘’suasana religiousitas’’, misalnya dengan life in pesantren pada saatsaat tertentu. Selain itu dengan melakukan kunjungan sosial, seperti ke rumah
jompo, kelokasi bencana alam, kepermukiman kumuh. Sejalan dengan itu, tiga
komponen dasar pendidikan agama-guru, filsafat dan metodologi pendidikan dan
perangkat keras (gedung dan lain sebagainya)harus serempak dikembangkan. (
Abdurrahman,1997,242-243).
Media baru yang banyak digunakan oleh kaum milenial dari segala lapisan
masyarakat ialah Media Sosial. Media ini yang lebih dikenal dengan ‘’jejaring
sosial’’ yang meliputi facebook, instagram, Tik Tok, twitter, dan lain sebagainya.
Melalui media ini pemuda memiliki peluang besar untuk turut serta dalam
menyebarkan dakwah islam di dunia digital. Begitu banyak konten-konten anak
muda yang hanya memamerkan harta,jabatan,wara wiri dengan tubuh seksi, jogetjoget. Tanpa mereka sadari semua itu bukanlah bentuk kecintaan dan partisipasi
terhadap agama. Pemuda sekarang terobsesi dengan indahnya dunia, nikmatnya
hidup foya-foya dan impian terbesar ialah menjadi pemuda yang viral. Viral
dalam dunia digital adalah impian semua orang, apapun akan dilakukan agar
menyandang gelar tersebut. Tak luput dari semua itu trend merupakan sihir yang
mampu memperdaya pola pikir masyarakat, trend baik maupun buruk, mereka
akan selalu mengikutinya
Berlomba-lomba dalam semua itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai
agama islam. Selalu mengikuti trend, salah satu bentuk ketidak syukuran kepada
Allah SWT. Bukankah Allah telah berfirman dalam kitabnya yang mulia (QS.
Ibrahim :7) :
وإذ تاذن ربكم لئن شكرتم الز يدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mamaklumkan, ‘’ sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-ku), maka pasti azab-ku sangat pedih’’. ( QS. Ibrahim:7)
Media massa saat ini bertujuan untuk mengajarkan kepada pengguna
media untuk menganalisis pesan-pesan yang disampaikan serta
mempertimbangkan tujuan komersial dan politik dibalik suatu citra atau pesan
media. Tidak dapat dipungkiri bahwa media massa saat ini memiliki dua sisi mata
pedang yang tajam. Yang dapat memberikan manfaat atau mudarat. Sehingga
pengguna media sosial harus memiliki ilmu serta kecerdasaan dalam
menggunakannya. . Salah satu media massa yang dapat digunakan oleh pemuda
ialah media literacy.
Media literacy merupakan kepedulian masyarakat terhadap efek negatif
dari media sosial.melalui media literasi masyarakat dapat memberikan
sumbangsih terhadap kemajuan teknologi, serta dapat dimanfaatkan untuk
mengenalkan islam kepada masyarakat secara luas.
Ada 3 dimensi yang dapat digunaan untuk mengukur keberhasilan
program kegiatan media literasi (literasi digital) diantaranya: dimensi motivasi,
dimensi pengetahuan dan dimensi keterampilan. Ketiga dimensi ini merupakan
evaluasi terhadap keberhasilan pengelolaan program,keberhasilan literasi ditengah
partisipan anggota, keberhasilan dalam keterampilan belajar, inovasi, dapat
berpikir kritis, dan dapat berkomusikasi dengan baik..
Menurut Alkalai (2004) terdapat 5 jenis kamahiran yang tercakup dalam
istilah umum digital literacy meliputi :
1. Photo- visual literacy adalah kemampuan untuk membaca dan
menyimpulkan informasi dari visual;
2. Reproduksi litecy adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi
digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan;
3. Percabangan litecy adalah kemampuan untuk berhasil menavigasi di media
non-linear dalam ruang digital;
4. Informasi litecy adalah kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai
dan mengevaluasi secara kritis informasi yang ditemukan di web;
5. Sosio-emosional literacy mengacu pada aspek-aspek sosial dan emasional
hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, berkolaborasi
atau hanya mengkonsumsi konten.
Sementara itu, Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya what is ‘’Digital
Literacy’’? (2012) mengatakan bahwa ada delapan elemen esensial untuk
mengembangkan literasi digital, yaitu:
1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;
2. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan actual;
4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia
digital;
5. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;
7. Kritis dalam menyikapi konten; dan literasi digital sebagai kecakapan
hidup; dan
8. Bertanggung jawab secara sosial.
Elemen-elemen diatas merupakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh
pengguna media digital. Agar tidak terjerumus kepada hal-hal negatif media
sosial. Disamping itu pemuda islam harus memilki keimanan yang kuat, selalu
meminta pertolongan kepada Allah, serta tidak pernah ragu untuk ikut andil dalam
menjaga agama Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam;
عن ابن عباس رضي هللا عنهما، قال:كنت خلف النبي صلى عليه وسلم يوما، فقال : " يا غالم، إني
أعلمك كلمات : احفظ هللا يحفظك، احفظ هللا تجده تجاهك، واذا استعنت فاستعن باهلل، واعلم أن األمة لو
اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفع وك إال بشيء قد كتبه هللا لك، وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم
يضرك إال بشيء قد كتبه هللا عليك، رفعت األقالم وجفت الصحف
Dari abu al-‘Abbas Abdulah bin Abbas radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallahu’alaihi wasallam bersabda,’’jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu,
jagalah Allah niscaya kamu akan mendapatinya bersamamu, jika kamu
mempunyai permintaan, mintalah kepada Allah, jika kamu membutuhkan
pertolongan,minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah seandainya seluruh
manusia bersatu untuk member manfaat dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat
melakukannya, kecuali dengan Sesuatu yang Allah telah tetapkan untukmu, dan
jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan
dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang Allah tetapkan untukmu. Pena
diangkat dan lembaran-lembaran telah mongering’’. ( HR. At-Turmudzi)
Pemuda islam tidak malu untuk menegakkan keadilan, menyampaikan
ayat-ayat Allah serta hadis-hadis Rasulullah shallah’alaihi wasallam. Kreatif dan
inovatis harus dimilki oleh pemuda islam untuk dapat bersaing dimasa era digital
saat ini, mengeksiskan agama Allah melalui ayat-ayatnya yang mulia dan hadisthadist rasulullah adalah salah satu bentuk kecintaan terhadap agama islam.
عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما: أن النبي صلى عليه وسلم قل بلغوا عني ولو آية،وحدثوا
عن بني إسرائيل وال حرج، ومن كذب علي متمدا فليتبوأ مقعده من النار. رواه البخاري
Dari Abdillah ibnu Amr ibnu Ash radiyallahu’anhu,sesungguhnya nabi
Muhammad Shallahu’alaihi wasallam bersabda;’’ sampaikan dariku walau hanya
satu ayat. Berkisahlah tentang Bani Israel dan tidak apa-apa. Barang siapa
berdusta atas namaku, maka bersiaplah mendapatkan kursinya dari api neraka’’.
( HR. Bukhari)
Dengan dipaparkannya tulisan ini maka diharapkan pemuda islam yang
merupakan tonggak terpenting dalam agama ini dapat memahami dan memiliki
kemampuan secara kognitif,komunikatif,kreatif, serta lebih memilki kepercayaan
diri dan memiliki kecerdasan dalam menghadapi dunia digital yang semakin harisemaki berkembang. Dan selalu meminta pertolongan kepada Allah agar
senantiasa menjaga keimanan kita serta memberikan keistiqomahan terhadap
pemuda-pemuda islam untuk selalu menegakkan agama islam.
يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك
‘’wahai zat yang maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hati kami diatas
agamamu’
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan
Silvana,
Hana dan cecep. Pendidikan Literasi Digital Di Kalangan Usia Muda Di
Kota Bandung
Nata,Abuddin. Pendidikan Islam Di Era Milenial
Buchingham, D. 2001. Digital Media Literacy: rethingking media education in te
age of the Internet, Research in Comparatie and Internasional Education
Ramdani, Fauziah.2020. Muslimah Anti Viral. Makassar:Halaman Moeka
Publishing
Komentar
Posting Komentar