Langsung ke konten utama

Eksistensi Bahasa Arab di Era Millenial


OLEH
CICI KHUMAIRAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


EKSISTENSI BAHASA ARAB DI ERA MILLENIAL
Oleh: CICI KHUMAIRAH
    Bicara era millennial tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Seperti yang sekarang, dapat kita rasakan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat dan canggih. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa generasi sekarang sudah tidak melirik pembelajaran Bahasa Arab. Katanya, mereka terlalu malas untuk mempelajari Bahasa Arab yang sulit dimengerti, sudah kuno atau ketinggalan oleh zaman dan lainnya. Meskipun Bahasa Arab sudah tidak asing di telinga masyarakat, namun tidak banyak dari kita yang memahami Bahasa Arab bahkan dasarnya sekalipun.
    Perkembangan Bahasa Arab secara universal dari abad ke abad membuat Bahasa Arab tidak sulit untuk dikenali, namun tidak banyak dari kita yang minatnya untuk belajar bahasa ini. Sebagai umat Islam, patutnya kita mempelajari, memahami dan mengajarkan Bahasa Arab. Apatah lagi dalam kitab kita (Al-quran) sebagai umat Islam yang memakai Bahasa Arab. Dalam QS. Yusuf ayat 2 disebutkan bahwa: “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-quran dalam Bahasa Arab agar kalian memikirkannya”. Dalam ayat ini sudah jelas bahwa penting untuk mempelajari Bahasa Arab agar kita mudah untuk memahami isi dari Al-quran. 
Sebuah fakta mengatakan bahwa Bahasa Arab telah disahkan sebagai salah satu dari beberapa bahasa Internasional yang secara resmi diumumkan oleh organisasi dunia yaitu PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk menolak belajar Bahasa Arab. Mengapa demikian? Nah, perlu kita ketahui bahwa selain merupakan Bahasa yang digunakan dalam Al-quran, Allah SWT telah menentukan bahwa nabi hanya memiliki satu bahasa yaitu Arab. Hal ini dikuatkan dalam QS.Ibrahim ayat 4 yang berbunyi, “Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi terakhir kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang berbahasa Arab, tinggal di tanah Arab dan pengikutnya dimulai dari Bangsa Arab.  
Para ilmuan telah sepakat bahwa dipilihnya Bahasa Arab sebagai bahasa dalam Al-quran karena, Bahasa Arab merupakan induk dari segala bahasa yang ada di dunia. Nabi Adam AS sendiri pun memakai Bahasa Arab, tentunya hal ini menyebar kepada keturunan dan para kaumnya. Faktor kedua yaitu Bahasa Arab merupakan bahasa tertua dan takkan hilang hingga akhir masa. Diperkirakan Bahasa Arab ini sudah digunakan sekitar 40 abad yang lalu. Maasya Allah bukan main lamanya. Selain merupakan bahasa yang paling banyak diserap, bahasa Arab juga memiliki pembendaharaan kata yang paling banyak. Mengenai hal ini tentunya kita tidak perlu meragukan keberadaan atau eksistensi Bahasa Arab apalagi jika menganggap Bahasa Arab itu sudah sangat tertinggal oleh zaman.
Banyak dari kita yang tidak mengetahui sebenarnya, bahasa yang ada di seluruh dunia itu tidak jauh berbeda dengan Bahasa Arab. Contohnya saja kata Kursi dalam Bahasa Indonesia jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, yaitu Kursiyyu, Kitab atau Buku dalam Bahasa Arab yang berarti Kitabun. Menara dalam Bahasa Arab disebut Minarah dan lain sebagainya. Dalam arti lain, banyak bahasa yang telah meminjam dari kekayaan bahasa dan sastra Arab atau menyerap Bahasa Arab sebagai bahasa atau kosakata mereka.
Beberapa faktor Bahasa Arab tidak populer di era millennial diantaranya karena banyaknya kosa kata dalam bahasa Arab yang harus dihafalkan, sekitar 12 juta kosa kata. Faktor kedua yaitu Bahasa Arab memiliki beberapa cabang ilmu diantaranya ilmu Nahwu, Shorof, Balaghah, Mantiq, Arudh dan Qawafi. Tidak hanya itu, kita juga harus menguasai unsur-unsur dalam Bahasa Arab seperti membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Dan tentunya terdapat banyak macam dialek dalam Bahasa Arab seperti Arab Saudi, Maroko, Libanon dan lain sebagainya. 
Terlepas dari beberapa faktor diatas, tidak akan merubah pentingnya mempelajari, memahami dan mengajarkan Bahasa Arab meskipun itu hanya dasar-dasarnya, mulai dari huruf, kata tunjuk, memahami isim, fi’il, mudhori, waktu, kosa kata anggota tubuh, makanan atau yang bersifat umum lainnya. Lalu, mengapa Bahasa Arab begitu penting? Nah perlu kita pahami keutamaan-keutamaan dalam mempelajari bahasa Arab, diantaranya:

 Mempelajari Bahasa Arab adalah bagian dari agama 

Agar lebih mudah untuk memahami makna dalam Al-quran dan Hadist

Mempermudah kita dalam menggali ilmu baik dari ulama, ustadz, kiai, da’i dan lainnya.

Kemuliaan mempelajari Bahasa Arab dapat menentramkan jiwa dan hati

Membiasakan diri dengan Bahasa Arab dapat mengubah cara berpikir kita, akhlak dan tentunya mengubah cara kita dalam beragama agar lebih baik lagi.

Mengutip dari perkataan Sigrid Hunke (1913-1999), “Bagaimana mungkin umat manusia menolak keindahan bahasa ini, dengan logikanya dan kecemerlangannya yang unik? Bahkan tetangga-tetangga Arab, orang-orang yang mereka taklukkan, telah jatuh di bawah pesona bahasa ini”
Lalu melihat keadaan sekarang yang katanya orang sudah menyepelekan Bahasa Arab, bagaimana solusinya? Apa yang harus dilakukan? Nah, yang harus kita lakukan yang pertama adalah, memberi pemahaman bagi diri sendiri dan orang lain bahwa belajar Bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Di dalam sholat semua bacaannya menggunakan Bahasa Arab, oleh karenanya jika kita ingin memahami makna dari bacaan kita, kita harus mempelajari dan memahaminya dulu. Tidak jauh beda dalam memahami Al-quran dan Hadist, keduanya akan lebih mudah dipahami bila kita paham Bahasa Arab. Hal yang menarik lainnya bahwa ternyata mempelajari Bahasa Arab sangat berpengaruh pada ekonomi. Sedikitnya peminat bahasa Arab saat dibutuhkannya orang-orang ahli dalam Bahasa Arab dapat membuka lowongan bagi mereka yang memahaminya. Contohnya saja di Amerika, hanya beberapa orang yang bisa berbahasa Arab. Hal inilah yang dapat dijadikan sebagai insentif keuangan yang diberikan pemerintah AS kepada orang-orang yang tertarik dengan Bahasa Arab.
Selain memahamkan diri tentang beberapa hal di atas, kita juga perlu memahami bahwa mempelajari Bahasa Arab tidak semata-mata hanya untuk duniawi seperti diberikan lowongan atas pekerjaan atau dikenal oleh banyak pihak akan tetapi Bahasa Arab memang sepatutnya membuat kita sadar betapa pentingnya mempelajari bagian-bagian dari agama Islam tentunya. Insyaa Allah, belajar Bahasa Arab dapat menambah keberkahan dan ketaqwaan kita. Dan tentunya untuk tidak lupa belajar dan terus belajar, hafalkan setidaknya beberapa kosa kata dalam sehari hingga menempel dalam ingatan. Sambil belajar jangan lupa untuk mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Insyaa Allah sedikit demi sedikit Bahasa Arab akan menyatu dalam kehidupan kita dan tentunya kita akan senang dengan pembelajaran Bahasa Arab
Nah, setelah membaca pernyataan di atas, patutnya kita pahami bahwa Bahasa Arab sama pentingnya mempelajari bahasa yang lain salah satunya Bahasa Inggris. Dengan pemikiran atau pemahaman seperti inilah yang Insyaa Allah dapat membumikan Bahasa Arab tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia agar Bahasa Arab tetap dikenal dalam era millennial hingga akhir masa. 





DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/endaharifia/5c0e7ff643322f39d82c5e96/urgensi-bahasa-arab-di-era-millenial
https://www.superprof.co.id/blog/pentingnya-bahasa-arab-untuk-islam/






TENTANG PENULIS

Cici Khumairah, lahir pada Jumat, 10 Maret 2000. Asal kota Majene, Sulawesi Barat. Pendidikan sekarang sebagai mahasiswi semester 5 prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 
Minat menulis saya sudah ada semenjak di bangku SMP. Dengan itu saya mengikuti beberapa kompetisi menulis dan salah satunya lomba esai ini. Menurut saya dakwah melalui tulisan cukup efektif dalam era millennial seperti yang sekarang. Walaupun minat baca di Indonesia menduduki peringkat kedua terakhir di dunia, tapi saya tetap yakin bahwa di luar sana masih banyak yang gemar membaca. Permasalahan kecilnya minat membaca di Indonesia menurut saya bukan. Tetapi media untuk membacanya yang masih sangat kurang. Faktanya, banyak masyarakat pelosok masih gemar membaca sebagai media informasi bagi mereka, namun tak ada media yang bisa menyalurkan. 
Saya berharap tulisan saya dapat memberi pengetahuan bagi para pembaca meskipun hanya beberapa kalimat. Terima kasih juga kepada panitia yang telah mengadakan event seperti ini. Sukses untuk kedepannya. Barakallohu Fiikum. Wassalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...