Detik merangkak tanpa rupa
Pada dinding-dinding sunyi dan hampa
Gelap menanti dengan tenang
Untuk memeluk erat cahaya-cahaya yang jatuh
Doa-doa tak terucap lagi di bibir
Mata tak lagi basah karena guyuran air mata
Hati tak pernah lagi teriris pedih karena bayangan dosa
Semuanya telah sunyi
Hanyut dalam jiwa-jiwa lelap
Dalam tubuh kehidupan
Waktu terus berjalan tanpa henti
Dan kita terus merangkak mengejar kehampaan
Dengan fana yang hinggap dalam genggaman
Hingga terlalu terbawa suasana
Hingga lupa
Hingga buta
Hingga tuli
Kemanakah sebenarnya arah tujuan?
Kita terkesiap dalam desir kenyataan
Membawa kita keluar dari fatamorgana
Membuka lebar mata dan pikiran
Membuka gembok yang mengunci hati dan pikiran
Betapa kita begitu renta
Betapa kita begitu rapuh
Ketika semilir takdir datang menyapa
Mengusap kerut di setiap sudut mata dan bibir
Yang melulu menyaksikan dan merapalkan dosa
Menusuk setiap sudut hati dan pikiran
Yang melulu merajakan hawa nafsu dan angan semu
Namun Allah selalu baik hati
Membuka lebar pintu-Nya
Mengulur rahmat-Nya
Membentangkan silau jalan-Nya
Membujuk kembali ke arah-Nya
Untuk kita yang legam oleh noda
Saat semuanya nampak jelas
Tak ada celah untuk mengelak
Hingga kita tertegun
Dan dalam kesunyian mengamini satu hal
"Allah tak pernah meninggalkanmu"
sashatiaraa_
Mahasiswi putri STIBA Makassar (angkatan 2019)

MaasyaAllah.. :)
BalasHapusbarakallahu fiik
BalasHapus