Langsung ke konten utama

Lautan Hikmah dibalik Goresan Takdir



     Pada sebuah perjuangan menoreh sebuah harapan. Tuk menjadi seorang penghafal Al-qur'an, adalah impian banyak insan. Aku mengenal dan mulai mencintai KitabNya di bangku sekolah menengah pertama. Kecintaan terhadap KalamNya membuatku semakin yakin pada hidupku, membuatku semakin percaya diri dan konsisten pada pilihanku. Kemudian, aku melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas Islam Terpadu Wahdah Islamiyah. Kudapati diriku sangat mengejutkan. Aku tidak pernah mengenal pelajaran pelajaran umum seperti anak anak lainnya. Tapi Subhanallah, Allah memberikan satu bentuk berkah pada hidup ku. Allah memudahkan semua urusan ku. Pada saat itulah, aku meyakini dalam hati bahwa semakin kamu mendekatkan diri kepada Al-Qur'an maka Allah akan semakin memudahkan semua urusanmu.
     Seiring berjalannya waktu ku lalui masa masa sekolah menengah atas, impian demi impian mulai mengelabui khayalanku. Inginku menjadi seorang Psikolog, Arsitek, Dokter Gigi, dan lain-lain. Seolah aku sempat melupa pada tujuan awalku. Saat kesempatan mulai datang, kucoba dengan tekad yang kuat. Melihat semua teman teman juga sedang bersemangat mendaftar SN. Hal yang tak terduga. Subhanallah. Aku mendapatkan kesempatan untuk memasukkan berkas, Walau belum sepenuhnya berpeluang untuk lulus.. namun itu suatu kesyukuran  untukku. Tapi ada satu hal yang membuatku tersentak. Hal dalam diriku yang membuatku sadar tujuanku sesungguhnya. Kemudian aku menghubungi orangtuaku untuk meminta pendapat padanya. Dengan jawaban singkat, beliau mengatakan "bagaimana ketika kelak anakku yang aku jaga Hijabnya kemudian mulai terobsesi untuk mengecilkan atau bahkan melepasnya?" Seketika air mata ini tak dapat tertahan. Ada perasaan bersalah padanya. Lantas kubulatkan tekad ku untuk memilih STIBA Makassar.
     Keputusan ini mungkin terdengar lucu buat mereka yang tidak memahami. Tapi ku kuatkan hatiku pada sebuah prinsip yang bertujuan.
      Awalnnya terasa sedih, karena maklum ketika kita hidup dilingkungan pendidikan rasanya ingin lebih, mau bebas berkarya, mau melanjutkan sekolah di PTN ternama, Tapi sontak hati itu selalu membawaku ke argumen lain.
     Rasanya masih sangat takut bagiku untuk keluar dari zona nyaman ini.
     Yah betullah maksud dari quotes-quotes yang terbaca dari beranda-beranda sosmedku. Bahwa, ketika kita bersama al qur'an, Dia akan menjaga kita.
     Dan semenjak aku menyelesaikan hafalan qur'anku aku selalu merasa ada tanggung jawab besar yang harus kujaga.
Dimanapun aku berada aku selalu berusaha mencari sesuatu yang bisa membuatku terus memurajaahnya.
Kadar kesibukan yg kita miliki itu Berbeda dan Kemampuan diri seseorang dalam memanage sesuatu itu berbeda. Dan aku mendapati diriku adalah orang yang sulit memanage waktu ketika sudah banyak kesibukan. Aku rasa, aku sudah tau passion diriku dimana dan aku memantapkan hati untuk melanjutkan perjalananku.
Akhirnya semuanya berlalu dan berjalan dengan baik. Serengkaian Kegiatan PMB telah aku lalui hingga tibalah waktunya untuk berpindah tempat tinggal di Asrama..
      Asrama bukan hal yanga Asing bagiku. Ini adalah tahun ke tujuh aku hidup dalam dunia Asrama. Sehingga rasanya biasa-biasa saja. Diantar oleh bunda dan teman-teman yang setia.
Akhirnya aku bergumam dalam hati, Inilah jalan yang kupilih dan aku harus berusaha mengikhlaskan hati..
 beberapa bulan terlewati, namun masih saja hati ini masih jauh untuk kata mencintai sepenuhnya. Rasanya menjalani hari sambil belajar itu belum dapat feelnya. masih dengan perasaan terpaksa.
Namun seiring berjalannya waktu, Ada hal yang kurasakan jauh membuatku lebih nyaman. Aku selalu meminta nasehat kepada salah seorang Senior yang sampai sekarang selalu memberiku motivasi untuk bangkit dan terus bangkit. Yang terus memahamkanku bahwa seperti inilah hidup.
     Iya, Aku jatuh cinta..
     Aku jatuh cinta untuk pertama kalinya setelah melewati berbulan bulan Senja di tempat ini.
     Aku jatuh cinta setelah melewati hari yang tak kudapati hatiku ada didalamnya.
     Seketika aku melangitkan syukur yang tak henti kepada Sang Mudabbir, Yang telah mengatur segalanya bagiku.
Setelah melewati berbulan bulan masa kuliah, kulihat kondisi dunia luar yang sangat mencekam, Tingginya godaan dunia, dunia maya bahkan godaan kefuturan sangat dekat. Aku merasa beruntung, Allah masih memberikanku kesempatan. Aku sangat mengenali diriku yang sangat mudah terbawa arus zaman. Baiklah, kurasa inilah perlabuhan hidup yang cocok untukku.
     Kujalani hari demi hari dan kudapati cintaku terus bertambah, membuatku semakin memuja dan memuji sang Mudabbir atas takdir yang tertulis ini.
     Apa yang membuatku Jatuh cinta?
Majelis yang setiap harinya menambah iman, Menyucikan hati, dan Membuat diri terus memuhaasabah kelamnya dosa masa lalu.
Hidup berjama'ah bersama orang yang shaalihah in syaa Allah, membuat hidup tenang dan selalu tersemangati dalam hal kebaikan.
Amanah yang membuat diri lebih mencintai dakwah,
Sampai aku faham hidup bukan hanya untuk berpijak, tapi hidup adalah bagaimana menjadikan pijakan itu berbekas penuh makna dan hikmah.
     Dan akhirnya aku mengerti, Perasaan seorang ibu yang menginginkan kebaikan selalu ada pada putrinya ini.
Berharap perjalananku di kampus ini bisa menjadi amalan sholih yang membuat ayahku tenang di alam kubur sana.
Berlalunya bulan demi bulan, tahun ke tahun aku berada di kampus ini tak merubah sedikitpun kecintaanku padanya.
Maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan?
Sungguh Allah telah memilihkan jalan yang baik bagi kita semua.. Walaupun memulai awalnya perlu paksaan bagi dan kekuatan jiwa..namun Allah selalu menitipkan pelajaran berharga, yakni bagaimana kita berusaha mencintai sesuatu, mencintai takdir yang tidak sesuai dengan keinginan kita dan benarlah semua akan indah pada waktunya..
عسى أن تكرهوا شيئا ويجعل الله فيه خيرا كثيرا..

Bisa saja engkau membenci sesuatu namun Allah menjadikan banyak kebaikan didalamnya.
Alla kulli hal, Jalani saja dahulu maka akan kau dapati nikmat Allah semakin membuatmu tergumam kagum, membuat hatimu tak pernah lepas dari rasa syukur..
ومن شكر فإنما يشكر لنفسه..
Dan pada akhirnya keberadaan ku di penghujung semester ini menghantarkanku pada Bab Syukur yang kesekian kalinya.
Hidup d STIBA adalah kehidupan yang sederhana bagi sebagian orang. Karena jauh dari kemodernan zaman dan kemewahan dunia.
Namun siapa sangka, Kokohnya hati dan pondasi iman terbangun kuat disana, Tancapan kekuatan dakwah hari demi hari akan terasa. Bahwah dakwah itu adalah bentuk cinta yang hakiki.
     Kesederhanaan membuat semuanya lebih berarti, bahwah dunia sama sekali tak memiliki arti.
     Kesederhanaan membuat mata terbuka pada pribadi yang tawadhu yang Secara dzahir mampu mendapatkan segalanya, namun ia memilih menjadi sederhana dengan iman dan ketakwaannya.
Kesederhanaan membuat mata terbuka pada pribadi yang menjauh dari hiruk pikuk ketenaran dunia, mengharap nama yang indah ter sorak diantara penduduk langit.
     Dan kesederhanaan membuat mata terbuka pada pribadi yang tulus dalam memberi, Memberi sebuah ilmu yang menjadi harta yang berarti, Amal jariyah sampai maati.
Itulah Kebesaran Allah azza wa jalla..
     Dan tak ada yang mampu terucap selain Deretan kalimat Syukur.
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات..
Ma'hadku akan selalu menjadi perlabuhan cinta.
Walau pada akhirnya namaku akan menjadi kenangan lama dalam Barisan penghuninya.
     Semoga seorang Ayah Rahimahullah yang telah mendahului putrinya ini, tersenyum bahagia dan bangga dengan keberadaanku ditempat ini. Walau sangat ingin bibir ini mengutarakan segala kebaikan yang terlewati namun biarlah menjadi cerita indah yang kupersembahkan untuknya..
معهدي..
إذا أحبك مليون شخص فأنا منهم
إذا أحبك شخص واحد فهو أنا
وإذا لم يحبك أحد فاعلم أني قد مت
Dedikasi terbaik untuk pelabuhan cinta terbaik.





Nurhidayah 
(Ketua Umum UKM Raudhatul Huffazh Periode 2020/2021 M)
Mahasiswi Putri STIBA Makassar (angkatan 2017)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Dari Sudut Pandang Dia Kereta perjalanan akan segera berhenti di stasiun berikutnya, semakin dekat, semakin gelisah rasanya... Ada rasa sedih karena akan   berpisah dengan mereka, entah mengapa rasanya singkat, seakan perjalanan sangat cepat kulalui... Rasanya baru kemarin aku singgah di kereta perjalanan dakwah ini, rasanya baru kemarin aku ingin sekali turun di stasiun berikutnya, rasanya aku merasa asing dengan mereka, rasanya ada banyak rasa yang tercipta selama membersamai mereka, ternyata ada banyak hal baru yang kulalui bersama mereka, makan bersama, belajar bersama, jatuh dan bangun bersama... LPJA sebentar lagi, ingin rasanya membersamai lebih lama, namun ada hal lain yang harus kucapai di perjalanan ini, ada banyak amanah, namun harus memilih setelah banyak pertimbangan, pun kemarin sangat ingin menyudahi, terlebih partner sudah lebih dulu memilih berhenti dari perjalanan, namun ada beberapa orang yang akhirnya menjadi alasan bertahan di sini, diapun sebent...
 Manusia Hebat  For You ..... Teruntuk jiwa yang selalu kuat di tiap keadaan. Hi? Sudah bersyukur belum kamu untuk kemarin dan hari ini? Kamu baik-baik aja kan? Atau kamu bahkan sedang terluka? Sedang sedih? Bahkan lupa bersyukur? Dan sayang sama diri sendiri? Aku cuman mau bilang gini, semua ada takarannya masing-masing loh, kamu nggak mungkin bahagia selalu, dan juga tidak mungkin akan sedih terus. Anggap saja semua masalah itu bagian dari jalan kehidupan yang akan membuat kamu jadi dewasa. Kalau manusia yang lain tidak pernah bisa bikin kamu bahagia, jangan lupa kamu punya penciptamu ada Allah yang selalu bersamamu dan ada dirimu sendiri. Allah tidak akan pernah buat kamu kecewa, olehnya jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ya. Senyum yah, senyum yang lebar. Kalaupun kamu merasa capek wajar kok, tidak masalah, itu suatu hal yang wajar dialami oleh semua manusia. Katakan pada dirimu kamu itu sempurna, ciptakan bahagiamu jangan tunggu dan berharap dari orang lai...
  Ibu Tak Perlu Sayap untuk Menjadi Malaikat (Kaderia) Ibu, setiap kali aku bercerita tentangmu, air mataku tak mampu kubendung. Ia jatuh begitu saja, tanpa aba-aba, saat aku mengenang segala kerja kerasmu, rasa sakitmu, dan perjuanganmu demi anak-anakmu. Ibu, aku menulis ini bukan karena aku sedih tapi karena aku sangat bangga memiliki sosok sepertimu, mungkin dunia tak tahu betapa hebatnya dirimu dalam mengusahakan segalanya demi kebahagiaanku. Hai, teman-teman... Izinkan aku bercerita sedikit tentang malaikat tanpa sayap yang kumiliki. Dia bukan wanita karier, bukan pula pejabat, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang luar biasa. Ketangguhannya tak bisa diukur hanya dari status atau jabatan, melainkan dari kasih sayang dan pengorbanan yang tak ternilai. Setiap pagi, ia memulai harinya lebih awal dari siapa pun di rumah. Sarapan disiapkan dengan telaten, memastikan keluarganya memulai hari dengan penuh energi. Begitu anak-anaknya melangkah ke sekolah, ia tak lantas beris...