Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Bersyukur dan Berbenah

Nikmat yang kuasa tercurah tanpa sekat,  Pertolongan-Nya senantiasa dekat,  Naungan kasih sayang-Nya meliputi semesta,  Dan tak ada yang mampu mendebat.  Sungguh hebat!  Nikmat-Nya tercurah tanpa rehat.  Namun syukur dan sadar belum seperempat,  Dan masih mengalir keluh, kesah, dan umpat.  Di antara segala naungan nikmat yang terus merapat,  Di tengah fasilitas lengkap, jiwa kuat, dan tubuh yang sehat, Sungguh nikmat yang akurat,  Untuk syukur yang tengah sekarat.  Jadi teringat dengan satu ayat yang berkali-kali terulang dalam surah yang banyak digemari orang-orang.  Memang sangat indah terdengar saat dilantunkan, tatanan ayatnya mengagumkan.  Namun, tak banyak orang yang ingin menelaah keindahan makna ayat yang berada di surah Ar-Rahman itu.  “ Nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kamu dustakan? ”  Ayat ini terulang hingga 31 kali dalam surah yang agung itu.  Lalu, apa kabar hati setelah membacanya?  A...

Tipu Daya Musuh Mengintaimu

Berada di lingkungan para penuntut ilmu bukanlah jaminan bahwa semua orang yang ada di lingkungan tersebut tidak melakukan sebuah pelanggaran. Bahkan terkadang pelanggaran yang terjadi di lingkungan tersebut lebih parah dari yang kita bayangkan. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah). Dengan menuntut ilmu Allah akan mengangkat derajat seseorang. Dan sebaliknya Allah akan menghinakan seorang penuntut ilmu yang melanggar larangan Allah sedangkan dia mengetahui hukumnya.  Berada di lingkungan para penuntut ilmu dan menjadi bagian dari mereka bukanlah hal yang muda...

طالب العلم - Penuntut Ilmu

Katanya penuntut ilmu setiap harinya dipenuhi dengan majelis-majelis ilmu. Bahkan dari bangun tidur sampai tidur kembali semua tentang ilmu dari hari ke hari, bulan berganti tahun, hidupnya sudah terbiasa dengan yang namanya ilmu.  Sehingga tiba di sebuah masa di mana dia merasa lelah, capek, bosan, dan tumbuh di dalam dirinya rasa ingin memberontak. Hatinya sudah mulai gelisah tidak karuan, kesabarannya mulai menipis, dia pun berkata; aku capek, aku lelah, habis kuliah majelis lagi, lagi dan lagi sampai malam.  Duhai yang bernama penuntut ilmu. Bagaimana bisa kita merasa lelah dalam menuntut ilmu, sementara ilmu itu adalah nikmat, nikmat yang tidak ada yang bisa menyamainya dan tidak semua orang yang bisa merasakannya. Tidak ada suatu nikmat pun yang bisa menggantikannya bagi para penuntut ilmu. Rasanya ilmu itu menjadi penyejuk di hati, penenang jiwa, dan memberikan rasa bahagia yang hanya bisa dirasakan oleh penuntut ilmu itu sendiri. Lalu kenapa kita merasa bosan, capek, l...

Jalan yang Tak Berujung

  Kulalui jalan itu setapak demi setapak, sampai di titik di mana hari bahagia itu hadir. Sudah bertahun-tahun lamanya tak merasakan kebahagian itu lagi. Kebahagiaan penuntut ilmu, merasakan manis pahitnya perjalanan dalam menuntut ilmu. Selalu terekam jelas di benak ini, perkataan seorang bijak. Kurang lebih seperti ini “Urusan kun fayakun adalah urusan Tuhan Yang Maha Kuasa, tugas kita adalah berusaha meraih apa yang kita cita-cita kan. Hasil dari usaha kita itulah yang menjadi takdir yang harus kita terima, suka ataupun tidak suka.” Sekarang adalah waktu untuk mendongkrak habis kemampuan yang kita miliki, menggali kemampuan terpendam yang selama ini belum kita temukan. Biarkan kemampuan itu memberikan nilai positif dalam kehidupan kita sehingga mampu memberikan manfaat untuk masyarakat di sekitar. Bukankah orang yang paling utama di antara kita (manusia) adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain? Nah, mari kita sama-sama bergerak dan menciptakan karya untuk umat. Mu...