Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

SKENARIO

  SKENARIO   Mungkin kita boleh untuk terlihat kuat di hadapan manusia. Tapi tidak dengan Allah. Jika menangis itu melegakan, lantas mengapa perlu ditahan? Menangislah, luapkan segalanya, jadikan Dia tempat pengaduhan pertamamu selain hamba-Nya. Namun ingatlah, bukankah setiap masalah atau ujian-ujian yang Allah berikan sesuai dengan kemampuan setiap hamba-Nya? Lantas mengapa kita masih terus mengeluh pada manusia?  Ini hanya sebuah proses, kamu hanya perlu menikmatinya. Seindah-indah skenario yang manusia tulis, tetap skenario Allah yang terbaik. Setunduk-tunduknya manusia memohon, tetaplah Maha Pencipta sebagai pengabul yang paling adil. Karena Allah adalah pemilik skenario terbaik. Fadiyyah Mahasiswi STIBA Makassar Angkatan 2021

Kematian Datang Seperti Angin yang Berhembus

  Kematian Datang Seperti Angin yang Berhembus Dia dekat darimu dan dari kita semua. Dia itu sangat cepat, ada yang merasakannya penuh kesakitan dan ada yang merasakannya hanya seperti angin yang berhembus. Di manapun, kapanpun, suasana dan situasi apapun, dia bisa datang kepadamu. Tidak ada yang bisa bersembunyi darinya. Biarpun engkau ingin mengarahkan seluruh hartamu dan seluruh fisikmu, dia tidak akan memberimu sedetik pun waktu tambahan. Karena setiap orang pasti akan mengalami dan merasakan yang namanya kematian. Lihatlah di sekitar kita. Mungkin hari ini ada yang mendengar pengumuman dari masjid bahwa seseorang telah meninggal. Atau ada yang mendengar suara sirine ambulans tanda ada seseorang lagi yang akan dikuburkan. Tidakkah engkau memikirkan bahwa suatu hari kita akan mengalami hal yang sama? Entah kapan giliran kita, apakah sekarang, hari ini, esok, lusa, pekan depan, bulan depan, atau tahun depan. Kita harus yakin bahwa suatu saat kita yang berada di posisi itu, saat n...

Kisah yang Sama di Lembaran Berbeda

  Kisah yang Sama di Lembaran Berbeda 2020 adalah tahun yang mengajarkan kami bahwa teman virtual bukanlah suatu ketidakmungkinan. Dipertemukan secara paksa dalam ruang yang dinamakan zoom. Ruang di mana kami harus bertemu dengan teman, guru, pelajaran, bahkan dengan metode belajar yang tidak pernah terlintas sama sekali untuk kami gunakan. Bertemu dengan teman hanya terlihat wajah, bahkan terkadang kami tidak saling mengenal rupa, karena faktor buramnya kamera dan jaringan yang tidak bersahabat. Walau begitu banyak keluhan, namun teman baik tidak mengenal keadaan untuk tetap saling menguatkan. Sehingga datang waktu di mana Allah menakdirkan kita harus berjumpa dalam gedung persegi panjang yang bernama "Asrama". Dalam gedung inilah, kisah kita dimulai. Berjumpa dengan mereka yang selama ini beristilahkan virtual. Berjuang bersama untuk dapat bertahan sampai akhir perjuangan. Tanpa melupakan misi yang selama ini didengungkan "berjuang bersama, dan mengakhiri kisah (S,H) b...